Terdampak Rokok Ilegal, Aglomerasi Pabrik Tembakau Lotim Bakal Bubar?

Lombok Timur, IDN Times – Dampak maraknya peredaran rokok ilegal, industri rokok legal di Lombok Timur (Lotim) terancam bangkrut. Hal itu karena kalah saing dengan rokok ilegal yang dijual dengan harga jauh lebih murah.
Kondisi ini menyebabkan puluhan produsen rokok gulung tikar, bahkan Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) Lotim terancam bubar, sebab produsen pembeli pita cukai rokok mereka sebagian besar telah tutup.
1. Gagal menindak rokok ilegal

Gaguk Santoso, Direktur APHT Lotim, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak melindungi industri rokok legal. Hal itu karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menindak peredaran rokok ilegal.
Menurut Gaguk, pemerintah terkesan setengah hati memberantas rokok ilegal, sebab tidak pernah ada berita mesin produksi rokok ilegal disita. Ia menuding sepertinya ada pihak besar yang melindungi dan mengambil keuntungan dari peredaran rokok ilegal ini. Gaguk menilai pemerintah gagal menindak tegas praktik ini
"Saya akan mengundurkan diri dari APHT. Pemerintah justru mempersulit rokok legal, sementara rokok ilegal dibiarkan merajalela," ujarnya.
2. 53 produsen rokok legal telah tutup

Gaguk menyebut sebanyak 53 usaha tembakau yang membeli pita cukai telah tutup akibat kalah bersaing. Rokok ilegal semakin mudah ditemui di pasaran dengan harga jauh lebih murah dibandingkan rokok resmi. Kondisi ini mendorong pelaku usaha legal beralih ke produksi ilegal untuk bertahan.
"Percuma mendesak pemerintah memberantas rokok ilegal jika tidak ada tindakan nyata," kritiknya.
3. Dinas Perindustrian Lotim sebut industri rokok resmi justru bertambah

Berbeda dengan klaim Gaguk, Kepala Dinas Perindustrian Lotim, Muhammad Azlan, menyatakan industri rokok legal justru mengalami pertumbuhan. Ia menyebut sebelumnya ada 73 unit usaha meningkat dua kali lipat lebih menjadi 150 unit di seluruh Lotim.
Dampak bertambahnya produsen tersebut, Azlan menegaskan penerimaan cukai terus naik, ditandai dengan pembelian pita cukai mencapai ratusan juta rupiah oleh beberapa produsen.
"Kita ada peningkatan cukai buktinya DBH-CHT Lotim juga meningkat berkat APHT," tambahnya.