Tembakau Sulit Terjual, Petani Tembakau Virginia di Lotim Resah

Lombok Timur, IDN Times - Petani tembakau Virginia di Lombok Timur (Lotim) tengah resah dengan kondisi tembakau yang tidak laku terjual. Petani saat ini dihadapkan dengan kondisi sulit, sebab panen telah berakhir tetapi belum ada hasil. Tembakau kering siap jual tidak laku karena tidak ada pembeli yang datang untuk menawar.
Sulitnya menjual hasil panen dialami oleh petani swadaya yang tidak bermitra dengan perusahaan. Kondisi ini diperburuk dengan kualitas tembakau yang menurun karena dilanda hujan.
1. Rugi ratusan juta rupiah

Kondisi ini sangat menyulitkan petani. Seperti yang dialami Muhammad Khairi Habibi, petani swadaya dari desa Kabar Kecamatan Sakra Lotim. Tembakau yang baru terjual hanya hasil oven pertama dan kedua. Sementara hasil oven ketiga sampai akhir masih menumpuk belum terjual.
"Ada yang datang nawar tetapi ditawar dengan harga murah," ujarnya.
Kesulitan penjualan ini di sebabkan kualitas tembakau yang menurun karena dampak hujan. Tembakau dengan kualitas rendah hanya ditawar di bawah Rp10.000 per kilogram. Sementara yang kualitas baik di tawar Rp30-35 ribu per kilogram.
"Kalau dijual dengan harga sesuai tawaran itu, kita rugi sangat besar, tidak bisa balik modal. Bisa rugi ratusan juta rupiah," ucapnya.
Hal yang sama juga dialami petani lainnya, bahkan lebih parah. Izuddin salah satunya tembakau menumpuk di gudang miliknya lebih dari 5 ton.
2. Berharap pemerintah turun tangan

Petani berharap pemerintah Kabupaten Lotim dan NTB melakukan intervensi kepada perusahaan agar menyerap semua tembakau produksi petani.
"Informasinya sudah ada beberapa perusahaan telah tutup untuk membeli," sebutnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, Juaini Taofik menegaskan perusahaan mitra akan menyerap hasil panen petani. Meski mengakui terjadi penurunan harga dibandingkan 2024, penurunan tersebut dinilai tidak terlalu drastis. Pantauan terakhir menunjukkan sebagian besar gudang telah membeli tembakau, meski untuk kualitas grade rendah.
“Kalau yang grade rendah saja sudah dibeli, maka pasti petani tidak akan merugi,” paparnya, mencoba meyakinkan.
3. Penurunan harga

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Lotim, Mirza Shopian, mengonfirmasi adanya penurunan harga. Ia menjelaskan, tembakau mengalami penurunan harga sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun dipastikan tidak anjlok seperti yang dikhawatirkan.
“Penyebab terjadinya penurunan harga ini karena menjadi masalah secara nasional,” ujar Mirza.
Ia memaparkan bahwa masalah utama berada di sektor hilir, yaitu pabrik rokok. Produksi rokok secara nasional yang menurun berdampak langsung pada menurunnya permintaan bahan baku tembakau tahun ini. Selain faktor regulasi pemerintah yang ketat terhadap industri rokok, kualitas produksi tembakau petani Lotim juga terdampak kondisi cuaca, yang turut mempengaruhi harga.
“Syukurnya kita (di Lotim) dibantu oleh perusahaan-perusahaan supplier (pabrik rokok) untuk terus mencari pasar untuk membeli produk tembakau petani kita,” terang Mirza.