Puluhan Warga Kota Bima Terdeteksi Positif HIV/AIDS,
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Bima, IDN Times - Enam bulan terakhir sebanyak 20 orang warga Kota Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) terdeteksi positif mengidap virus HIV/AIDS. Jumlah tersebut diakui meningkat signifikan dibanding catatan tahun 2021 lalu di mana jumlahnya hanya belasan kasus.
Dari 20 kasus menular itu, satu di antara pasien dilaporkan meninggal dunia. Pasien yang bersangkutan terlambat ditemukan, setelah menderita AIDS stadium 4.
"Andaikan cepat diketahui misalnya terjangkit dengan gejala stadium 1 atau 2, pasti pasien itu dapat ditolong, tidak sampai meninggal dunia," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima Ahmad S Sos pada IDN Times, Rabu (22/6/2022).
1. Pasien HIV dan AIDS ditemukan berdasarkan hasil skrining
Ahmad mengatakan, DKK Bima menemukan pasien terjangkit virus HIV/AIDS tersebut berkat proses skrining kesehatan. Dari 20 pasien, 11 di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya perempuan. Mereka tersebar di lima kecamatan Kota Bima dengan pelbagai latar belakang dan profesi, dari ibu rumah tangga hingga pegawai pemerintahan.
"Orientasi seksual dari 20 orang ini, 12 orang heteroseksual atau berhubungan badan normal laki-laki dan perempuan, sedangkan 8 orang lain homoseksual," terangnya.
Baca Juga: Pemprov NTB Berutang Rp500 Miliar untuk Pembangunan RSUDP NTB
2. Belasan pasien dengan gejala stadium 1
Sebanyak 14 orang di antara pasien tersebut tercatat baru positif HIV stadium I. Dengan interaksi sosialnya masih seperti biasa. Sedangkan 6 lainnya, sudah menunjukkan gejala parah, seperti penurunan berat badan, batuk, dan munculnya bintik pada organ vital.
"Meski positif HIV dan AIDS, aktivitas mereka tidak bisa kami batasi," akunya.
Seperti diketahui, penularan virus HIV/AIDS melalui perantara transfusi darah, hubungan seksual, dan air susu ibu menyusui. Lain halnya dengan virus COVID-19 atau TBC yang menular lewat perantara udara.
"Meski begitu, kami tetap imbau masyarakat agar tetap waspada," terang dia.
3. Sosialisasi pencegahan penyebaran HIV/AIDS
Untuk menekan kasus tersebut, DKK Bima intens menyisir masyarakat dari kelurahan ke kelurahan lain. Mereka diberikan sosialisasi soal bahaya dan cara pencegahan dini agar tidak tertular virus HIV/AIDS.
Sementara untuk mempercepat temuan kasus, pihaknya intens melakukan pemeriksaan di kelompok risiko tinggi, seperti kafe, lembaga pemasyarakatan, dan pelabuhan. Dua tahun terakhir ini, masing-masing puskesmas di Bima sudah menyediakan alat pemeriksaan HIV/AIDS dan penyakit seksual lainnya.
"Dengan keberadaan alat itu, akan mempermudah kami temukan kasus baru sehingga pasiennya cepat tertolong," ungkapnya.
Baca Juga: DPRD NTB Sepakat Pakai Dana Belanja Tak Terduga Daerah Atasi Wabah PMK