Harga Garam di Bima Naik Drastis, Kini Rp480 Ribu Sekarung

Bima, IDN Times - Harga garam di wilayah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melambung. Dari sebelumnya Rp150 ribu, kini dibanderol menjadi Rp480 ribu per karung.
Kenaikan harga garam ini mulai merangkak naik sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Pada akhirnya di tingkat petani saat ini dibanderol Rp480 ribu sekarung ukuran 70 kilogram.
1. Dipicu curah hujan yang tinggi

Menurut seorang petani garam di Desa Sanolo, Suryadin, kenaikan harga garam ini dipengaruhi lantaran kekurangan stok. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi, sehingga produksi kebutuhan dapur itu tak bisa dilakukan dengan maksimal.
"Musim hujan yang panjang dan curah hujan tinggi, sehingga petani garam tidak bisa melakukan produksi," kata Suryadin dikonfirmasi, Rabu (3/5/2023).
2. Stok garam kosong

Kondisi itu, kata Suryadin, mengakibatkan stok garam di tingkat petani berkurang, bahkan kosong. Sehingga tidak heran, harga garam di tingkat petani saat ini terus merangkak naik.
"Karena kekurangan produksi, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga garam," beber Suryadin.
3. Terik matahari diharapkan maksimal

Mengacu pada kondisi harga saat ini, menurut Suryadin sangat menguntungkan petani. Bahkan diklaim sudah sesuai dengan biaya dan tenaga yang dihabiskan selama proses produksi.
Dalam waktu dekat ini, ia berencana akan mulai menggarap lahan tambak garam. Dengan harapan didukung terik matahari yang maksimal, agar tingkat keasinan air laut semakin tinggi.
"Misal terik mataharinya bagus, kita bisa hasilkan garam dengan kualitas baik," tandasnya.