BKKPN Kupang Mangkir, NTB Bingung Atasi Krisis Air Bersih di Trawangan

Mataram, IDN Times - Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku bingung dalam mencari solusi terbaik dalam mengatasi ancaman krisis air bersih di Gili Trawangan, Lombok Utara. Apalagi setelah dicabutnya izin pemanfaatan ruang laut PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KPPN) Kupang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
PT TCN merupakan investor yang bekerja sama dengan PDAM Amerta Dayan Gunung, milik Pemda Lombok Utara, untuk menyediakan pasokan air bersih di Gili Trawangan.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB Fathul Gani mengatakan pihaknya berusaha mempertemukan BKKPN Kupang dan PT TCN untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi krisis air bersih di Gili Trawangan. Namun, KPPN Kupang dua kali mangkir dari undangan yang dilayangkan Pemprov NTB.
"Dua kali diundang untuk pertemuan dengan PT TCN, KPPN Kupang tidak hadir. Artinya, kita ingin keduabelah pihak dihadirkan supaya kita cari solusi terbaik. Itu tujuan kita adakan pertemuan di Pemprov NTB dan Lombok Utara tetapi BKKPN Kupang tidak hadir, sehingga kita juga bingung," kata Fathul di Mataram, Selasa (15/10/2024).
1. Belum ada solusi jangka pendek

Fathul menjelaskan belum ada solusi jangka pendek jika PT TCN berhenti beroperasi memasok air bersih di kawasan wisata Gili Trawangan. Jika memasok air bersih menggunakan tangki dari daratan Pulau Lombok kemudian dibawa ke Gili Trawangan, membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Begitu juga apabila distribusi air bersih dari daratan Pulau Lombok menggunakan jaringan perpipaan ke Gili Trawangan. Menurutnya, butuh perencanaan dari sisi anggaran dan kajian lingkungan. Sehingga, solusi jangka pendek yang bisa dilakukan adalah tetap dilakukan dengan pengeboran untuk menyuling air laut menjadi air bersih.
"Bahasanya mencabut itu multi tafsir. Padahal yang dicabut adalah izin pemanfaatan ruang laut. Kalau di titik itu dihentikan (cabut izin pemanfaatan ruang laut), carikan titik mana yang kira-kira tidak merusak biota laut," jelas Fathul.
2. BKKPN Kupang juga harus bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan di Gili Trawangan

Fathul menambahkan BKKPN Kupang juga harus ikut bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan yang dilakukan PT TCN. BKKPN Kupang diminta jangan lepas tangan. Karena mereka yang mengeluarkan izin dan seharusnya ikut juga melakukan pengawasan agar pengeboran yang dilakukan PT TCN tidak merusak lingkungan.
"Jangan sampai keluar statemen yang menggambarkan dia melaksanakan tugas dengan baik. Seharusnya dia juga melakukan pengawasan terhadap izin yang dikeluarkan. Dua kali kita undang mereka tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas," ungkap Fathul.
3. Pariwisata Gili Trawangan terancam

Menurutnya, pasokan air bersih di Gili Trawangan sangat dibutuhkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan warga setempat, juga untuk menjamin kelangsungan usaha pariwisata. Karena Gili Trawangan merupakan destinasi wisata yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara dan domestik.
Kepala UPT Gili Tramena Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Mawardi mengatakan apabila pasokan air bersih dihentikan PT TCN, maka akan berdampak pada kunjungan wisatawan. Sehari saja tidak ada pasokan air bersih di Gili Trawangan, maka akan berdampak luas pada sektor pariwisata.
Untuk memenuhi pasokan air bersih di Gili Trawangan dilakukan dengan penyulingan air laut menjadi air bersih oleh PT TCN bekerja sama dengan PDAM Amerta Dayan Gunung. PT TCN melakukan pengeboran, kemudian air laut dialirkan menggunakan pipa lalu diolah menjadi air bersih.
Mawardi menyebutkan ribuan turis berkunjung ke Gili Trawangan setiap hari. Jika pasokan air bersih dihentikan, maka turis tidak akan mau datang ke Gili Trawangan.
"Jadi pengaruhnya ke kunjungan wisatawan nantinya. Orang ngapain ke Gili kalau tidak ada airnya," jelasnya.
Pada bulan November ini, kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan masuk masa low season. Angka kunjungan wisatawan sekitar 2.000 orang per hari. Menjelang akhir tahun pada Desember mendatang, kunjungan wisatawan akan meningkat.
"Untuk itu, kita berharap ada solusi terkait masalah ini karena air adalah kebutuhan pokok," harapnya.