Rusak Akibat Gempa 2018, SDN 2 Padak Guar Lotim Akhirnya Punya Gedung Baru

- Gedung baru SDN 2 Padak Guar tahan gempa hingga 8 SR
- Peresmian gedung sekolah membuka pintu bagi NGO berkolaborasi di Lotim
- Pendidikan tetap menjadi prioritas utama di Lotim, meskipun masih banyak gedung sekolah yang membutuhkan renovasi
Lombok Timur, IDN Times – Setelah tujuh tahun belajar di gedung sementara karena dampak Gempa Bumi, siswa SDN 2 Pada Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur (Lotim) akhirnya kini memiliki gedung belajar baru. Gedung baru yang dibangun ini dirancang dengan teknologi tahan gempa hingga 8 Skala Richter (SR), dan doiprediksi bisa bertahan hingga 50 tahun.
Pembangunan gedung belajar SDN 2 Padak Guar ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah daerah, yayasan pendidikan, dan organisasi nirlaba. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan infrastruktur pendidikan yang aman dan berkualitas.
1. Gedung tahan gempa hingga 8 SR

Koordinator Happy Hearts Project, Upan menjelaskan bahwa lebih dari 70% sekolah di Indonesia tidak layak digunakan. Padak Guar adalah sekolah kelima yang dibangun bersama Classroom of Hope, dengan total 31 kelas dan 16 toilet yang telah dibangun di seluruh Indonesia.
Upan menerangkan bahwa bangunan tersebut tidak hanya aman untuk anak-anak, tetapi juga aman untuk lingkungan. Ia pun berharap agar fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan bermakna.
“Kelebihannya adalah secara teknologi dan sains, bangunan ini dapat bertahan lebih dari 50 tahun dan tahan gempa 8 SR,” jelasnya.
2. Pintu terbuka untuk NGO berkegiatan di Lotim

Wakil Bupati Lotim, Edwin Hadiwijaya mengatakan, peresmian gedung sekolah yang telah dinantikan selama tujuh tahun pasca-gempa bumi ini, menjadi simbol kebangkitan. Karena itu, Pemkab Lotim, sebutnya, membuka pintu selebar-lebarnya bagi NGO untuk berkolaborasi, tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga kesehatan.
Ia pun menyinggung kerja sama dengan Planet Foundation yang berfokus pada penyediaan sumber air bersih bagi anak-anak di sekolah. Dengan sistem filtrasi yang higienis, puluhan sekolah dan madrasah kini telah dilengkapi dengan fasilitas air minum serta diberikan edukasi kebersihan.
"Kolaborasi dengan NGO, baik internasional maupun nasional, menjadi kunci dalam merenovasi dan membangun ruang kelas di berbagai wilayah. Kolaborasi ini sekaligus diharapkan menjadi solusi atas persoalan sampah, utamanya sampah plastik. Sebab material bangunan merupakan hasil pengolahan sampah plastik," ujarnya.
3. Pendidikan jadi prioritas utama

Lanjut Edwin, meskipun Lotim menghadapi sejumlah persoalan lain terutama soal beban keuangan, pihaknya tetap komitmen terhadap kemajuan pendidikan. Ia mengakui masih banyak gedung sekolah di Lotim yang tidak layak dan membutuhkan renovasi, karena itu ia menegaskan pemerintahan Iron-Edwin tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Pihaknya secara perlahan-lahan akan melakukan pembenahan, seusai dengan kemampuan keuangan daerah.
"Kita tetap berkomitmen, pendidikan tetap menjadi prioritas utama," pungkasnya.