Sedih, Penderita Gizi Buruk di Desa Serewe Lotim Menanti Uluran Tangan

- Yusril hidup yatim sejak usia 5 bulan
- Nurlaili berharap uluran tangan pemerintah
- Pemkab Lotim siap menangani kondisi Yusril
Lombok Timur, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dengan berbagai upaya menurunkan angka stunting. Berbagai program telah diluncurkan untuk memberantas penyakit yang disebabkan karena gizi buruk ini. Meskipun gencar melakukan sosialisasi dan melakukan sejumlah progam, tetapi masih ada penderita gizi buruk yang belum ditangani.
Seperti yang dialami oleh M. Yusril Ihsan, anak berusia 12 tahun dari Dusun Ujung Baru, Desa Serewe Kecamatan Jerowaru. Ia menderita gizi buruk dan cacat tulang belakang sejak balita. Kondisi tubuhnya telihat kurus, jauh dari kondisi tubuh anak seusianya. Ia tidak bisa berjalan dan harus digendong jika ingin beraktivitas.
1. Hidup yatim sejak usia 5 bulan

Yusril, mengalami penderitaan sejak masih balita, ayahnya meninggal dunia saat ia baru berusia lima bulan. Sejak saat itu kondisinya mengalami kekurangan gizi, karena sang ibu tidak memiliki penghasilan yang layak, serta harus menghidupi dan membiayai tiga kakak Yusril.
"Anak saya tidak pernah mengenal wajah ayahnya. Sejak kecil, ia harus hidup dengan cacat tulang belakang dan gizi buruk," ujar ibu korban Nurlaili.
Karena tidak memiliki penghasilan layak, Nurhaili memutuskan merantau ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) demi mengumpulkan biaya pengobatan Yusril. Ia menitipkan Yusril kepada kakeknya, Mahrep, sambil berharap bisa membawa pulang cukup uang untuk membeli obat dan kebutuhan dasar.
"Menjadi TKW adalah satu-satunya jalan. Meski hasilnya tak seberapa, setidaknya bisa untuk membeli popok dan obat Yusril," kata Nurhaili.
2. Harap uluran tangan pemerintah

Meskipun telah merantau ke luar negeri, hidup Nurlaili dan keluarga kecilnya tak kunjung membaik. Untuk bertahan hidup, kini ia hanya mendapatkan penghasilan dari berjualan sayur bakulan dengan keliling kampung.
Selain itu, ia juga bekerja serabutan sebagai pembantu rumah tangga. "Jangankan membeli kursi roda atau berobat ke rumah sakit, untuk makan sehari-hari pun masih kesulitan," ucapnya.
Nurhaili berharap ada bantuan dari pemerintah atau para dermawan. Ia berharap anaknya dapat sembuh dan bisa beraktivitas sesuai dengan usianya.
"Saya berharap Pemda Lombok Timur atau siapa pun yang baik hati bisa membantu kami. Anak saya butuh kursi roda dan biaya pengobatan," harapnya.
3. Siap ditangani Pemkab Lotim

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Lotim H. Ahmad mengatakan, berdasarkan laporan dari Kepala Desa Serewe, korban tidak mengalami stunting tetapi mengarah pada disabilitas.
"Yang jelas stunting itu di bawah 5 tahun, dan kemarin juga sudah disampaikan oleh Kadesnya bahwa yang bersangkutan bukan stunting," ujar H. Ahmad.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Lotim, M. Suroto mengatakan, Yusril saat ini sedang dalam proses asesmen dan sudah diajukan untuk mendaatkan bantuan ke Baznas.
"Sepertinya ini bukan stunting, tetapi cenderung disabilitas. Anak itu, sudah direspons oleh Pak Camat dan pihak desa. Kita akan meminta pihak puskesmas melakukan pemeriksaan juga," pungkasnya.