Polisi di Sikka NTT Dipecat karena Lecehkan Pelajar Lewat Video Call

Kupang, IDN Times - Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi memecat Aipda Iwanudin, seorang anggota polisi di Polres Sikka yang melecehkan anak di bawah umur. Mantan Kepala Pos Polisi (Kapospol) Permaan, Polsek Alok ini menunjukkan kelaminnya lewat panggilan video (video call) kepada seorang pelajar perempuan berusia 15 tahun pada 19 Maret 2025 lalu.
Pemecatannya diputus pada Sidang Komisi Kode Etik Profesi (KKEP) di Ruang Rapat Satya Haprabu Polres Sikka, Sabtu (12/4/2025). Sidang yang dimulai sejak Jumat (11/4/2025) ini melakukan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadapnya. Aipda Iwanudin juga dijatuhi hukuman penempatan khusus selama 30 hari.
Ia dinyatakan melanggar Pasal 13 ayat (1) PP No. 1 Tahun 2023 junto Pasal 8 huruf (c) angka 3 dan huruf (f), serta Pasal 13 huruf (g) angka 5 Perpol No. 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi Polri.
1. Perbuatan tercela

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, membenarkan hasil sidang ini dalam keterangannya, Senin (14/4/2025). Ia menyebut ini menjadi pelanggaran etik yang tidak dapat ditolerir dan tercela.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan dan fakta-fakta persidangan, majelis komisi memutuskan tindakan Aipda Iwanudin merupakan perbuatan tercela dan menjatuhkan sanksi PTDH serta penempatan khusus,” terang Kombes Henry.
Hukuman ini, tegas dia, menunjukkan Polda NTT tak mentolerir setiap pelanggaran hukum dan kode etik anggota mereka terutama terkait kasus terhadap anak di bawah umur.
2. Ajak berhubungan seksual

Henry mengungkap, Aipda Iwanudin juga mengajak korban berhubungan intim dan menawarkan sejumlah uang dalam panggilan video saat itu.
"Dalam persidangan terbukti dia melakukan tindakan tidak senonoh melalui panggilan video serta mengiming-imingi uang agar korban bersedia diajak melakukan hubungan intim," jelas Henry.
Pemecatan ini, kata dia, sebagai efek jera dan upaya Polda NTT mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
3. Kapolres minta maaf

Sebelumnya, Kapolres Sikka, AKBP Muh. Mukhson, menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarga. Mukhson dalam keterangannya yang diterima Sabtu (12/4/2025) berjanji mendampingi korban dan memproses hukum pelaku secara transparan.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan atas nama institusi, kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada korban dan keluarga. Kami akan terus memberikan dukungan serta memastikan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap Mukhson.
Ia menegaskan Polres Sikka tidak akan mentolerir pelanggaran hukum yang mencoreng nama baik institusi dan merugikan masyarakat.