Keluarga Pelatih Valencia Hilang, ASITA Usul Inspeksi Rutin Kapal Wisata

- ASITA NTT meminta inspeksi rutin kapal wisata dan peringatan dini cuaca ekstrem
- Pelaku usaha diminta evaluasi standar keselamatan kapal dan operator harus selektif dalam memilih mitra
- Labuan Bajo adalah leading sektor pariwisata, perlu penerapan standard tinggi untuk faktor keselamatan
Kupang, IDN Times - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyoroti pelaku usaha hingga pemerintah pasca-kecelakaan KM Putri Sakinah di Selat Padar, Taman Nasional Komodo (TNK), Labuan Bajo. Kapal ini membawa keluarga pelatih tim wanita B Valencia CF, Fernando Martín Carreras. Hingga saat ini upaya pencarian terhadap korban yang hilang masih dilakukan.
Ketua DPD ASITA NTT, Oyan Kristian, berbelasungkawa atas insiden ini dan ASITA memandang keselamatan wisatawan sebagai prioritas utama dan mutlak dalam industri pariwisata.
"Peristiwa ini menjadi keprihatinan serius bagi industri pariwisata nasional, khususnya sektor wisata bahari di destinasi super prioritas," jelas dia.
1. Inspeksi secara rutin

ASITA NTT meminta pemerintah dan otoritas terkait untuk memperketat pengawasan dan inspeksi rutin kapal wisata. Pemerintah dan otoritas terkait juga perlu memperjelas alur tanggung jawab keselamatan wisata bahari di destinasi prioritas. Selanjutnya, kata dia, menguatkan sistem peringatan dini cuaca ekstrem yang terintegrasi dengan pelaku industri.
Peristiwa ini perlu pembenahan serius demi menjaga keselamatan wisatawan, kepercayaan dunia internasional, dan reputasi pariwisata Indonesia.
"Perlu adanya penerapan kesamaan standard di lapangan yg tersentral yg diatur oleh authorities terkait jadi tidak ada standard ganda. Perlu ada pengawasan yang rutin ter-schedule dan prioritas pada keselamatan setelah aturan dibuat. Tidak ada ruang sekecil apapun untuk tawar menawar jika itu menyangkut faktor safety atau keselamatan wisatawan," jelasnya.
2. Imbauan untuk pelaku usaha, operator dan travel agent

ASITA NTT mengimbau seluruh pelaku usaha wisata bahari yaitu operator kapal, travel agent, dan mitra terkait untuk evaluasi menyeluruh standar keselamatan kapal, termasuk kelayakan mesin, struktur kapal, dan alat keselamatan.
Para pelaku usaha juga harus memastikan kapal hanya beroperasi sesuai kondisi cuaca dan peringatan resmi otoritas maritim.
"Juga mengutamakan keputusan menunda atau membatalkan perjalanan apabila kondisi cuaca tidak aman," tukasnya.
Kemudian terhadap para operator kapal wisata wajib memiliki izin operasional yang sah dan aktif, mengoperasikan kapal dengan awak bersertifikasi dan berpengalaman, dan memberikan briefing keselamatan yang jelas kepada wisatawan sebelum berlayar.
Sementara terhadap travel agent dan tour operator agar lebih selektif dalam memilih mitra operator kapal, juga tidak semata-mata mempertimbangkan harga, tetapi keselamatan, legalitas, dan rekam jejak operator.
ASITA sendiri siap berkolaborasi dengan pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan standar keselamatan wisata bahari secara berkelanjutan.
3. Labuan Bajo jadi leading sektor

Pariwisata di Labuan Bajo adalah leading sektor sehingga perekonomian di Labuan Bajo sangat bergantung pada aktivitas pariwisatanya. Sementara aktivitas pariwisata di Labuan Bajo cukup berisiko tinggi secara aksesibilitas dan fasilitasnya maka perlu ada penerapan standard yang tinggi untuk faktor keselamatannya.
"Jika kita bisa memberi rasa aman untuk wisatawan maka akan banyak wisatawan yang akan datang dan ini akan meningkatkan perekonomian daerah, begitupun sebaliknya," tambahnya lagi.
ASITA siap menjadi partner di tingkat lapangan dan berharap bisa segera ditemukan 3 lagi wisatawan yang hilang dalam keadaan selamat.


















