Wisata dan Pelayaran ke TN Komodo Ditutup Total Sementara

- Taman Nasional Komodo (TNK) ditutup total sejak 29 Desember 2025 karena cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Hayley.
- Kepala BTNK Hendrikus Siga menghentikan semua aktivitas pelayaran wisata alam demi keselamatan bersama dan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
- Gubernur NTT, Melki Laka Lena, mengecam kelalaian pihak otoritas dan penyedia wisata yang mengabaikan peringatan cuaca buruk BMKG.
Kupang, IDN Times - Taman Nasional Komodo (TNK) resmi tutup sementara dari semua aktivitas wisata alam dan pelayaran sejak 29 Desember 2025. Penutupan ini dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) seturut Surat Pemberitahuan (Notices to Mariners) No. 05/NTM-XII/2025 dari Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo di tanggal yang sama.
Penutupan total dari aktivitas wisata dan pelayaran ini menindaklanjuti peringatan potensi cuaca ekstrem yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Cuaca ekstrem ini merupakan dampak tidak langsung Siklon Tropis Hayley. Siklon ini terpantau di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
1. TNK ditutup hingga cuaca membaik

KSOP juga resmi mencabut pelayaran atau Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk kapal wisata, termasuk speed boat dalam keputusan mereka tersebut. Kepala BTNK Hendrikus Siga sendiri menyatakan penutupan ini berlaku untuk semua destinasi wisata di kawasan TN Komodo seperti Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Pink Beach, dan spot diving lainnya.
"BTNK langsung merespons dengan menghentikan semua aktivitas pelayaran wisata alam demi keselamatan bersama. Mengacu pada Surat Pemberitahuan dari KSOP tersebut di atas, maka pelayanan wisata alam di destinasi wisata TN Komodo dihentikan sementara sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut,” jelas dia.
2. Tingkatkan kewaspadaan

Dalam himbauan terpisahnya BTNK juga menyampaikan kepada masyarakat dan wisatawan untuk terus memantau informasi cuaca harian dari BMKG sebelum beraktivitas di perairan TN Komodo. Sementara bagi pemilik kapal atau nahkoda agar mematuhi arahan KSOP Kelas III Labuan Bajo dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait jika cuaca semakin memburuk.
Untuk wisatawan yang telah memiliki tiket masuk atau booking kapal diminta untuk segera menghubungi operator atau BTNK.
"Semua diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan menunda aktivitas apabila kondisi tidak memungkinkan," imbaunya.
Sementara dalam prakiraan cuaca 7 hari ke depan di wilayah Komodo menunjukkan kondisi yang kurang bersahabat, dengan potensi heavy rain, scattered storms, dan gelombang tinggi yang dapat membahayakan pelayaran.
3. Kecaman dari Gubernur NTT

Sebelumnya Gubernur NTT, Melki Laka Lena, mengecam kelalaian pihak otoritas dan penyedia wisata yang mengabaikan peringatan cuaca buruk BMKG. Ia menyebut ini menjadi faktor penyebab tenggelamnya KM Putri Sakinah yang membawa keluarga pelatih Valencia, Fernando Martin.
"KSOP, pemilik kapal, dan agen wisata harus patuh. Jangan main-main, ini sudah berulang kali terjadi di Labuan Bajo dan menyangkut nyawa," tegasnya pada Senin (29/12/2025).
Melki menegaskan kepada semua pihak prioritaskan informasi BMKG dan jangan memaksakan pelayaran saat cuaca ekstrem.
"Peristiwa ini menjadi evaluasi bagi pemerintah pusat dan daerah. Kami akan ambil langkah khusus agar tidak terulang lagi," ujarnya.


















