Joki Cilik Meninggal Saat Latihan Balap Kuda di Bima, Ibunya Keberatan

Bima, IDN Times - Pacuan kuda di Kabupaten Bima merenggut nyawa joki cilik inisial MA yang baru berusia 6 tahun asal Desa Dadibou, Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Korban MA meninggal dunia usai jatuh dari atas kuda di arena latihan pacuan kuda di Desa Panda Kecamatan Palibelo, Bima, Minggu (5/3/2022).
Kabar ini menjadi perbincangan, karena ini bukan merupakan kasus pertama kalinya joki cilik meninggal di arena pacuan kuda. Sejumlah pihak beraharap pacuan kuda dengan joki cilik ini dapat dihentikan.
1. Diduga celaka karena makhluk halus

Menurut keterangan ibu korban, Nurlaila, ia mengaku bahwa dirinya tidak pernah merestui anaknya menjadi joki cilik pacuan kuda di Bima. Siswa kelas 1 SD di Dadibou Bima ini mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu malam (9/3/2022). Ia sempat mendapat perawatan intensif selama dua hari di rumah sakit setempat.
Ibu korban juga mengaku mendapat informasi bahwa kecelakaan yang menimpa MA karena ada campur tangan makhluk halus. "Waktu itu saya teriak tahu anak saya jatuh dari kuda. Terus saya diminta panggil dukun," kata Nurlaila, Minggu (14/3/2022).
Dari keterangan sang dukun, kata Nurlaila, anak kesayangannya itu didorong makhluk halus hingga jatuh saat laju dari boks start. "Ditarik sama setan katanya terus jatuh," kata Nurlaila.
2. Ada memar di wajah korban

Selama mendapat perawatan, pihak keluarga awalnya tidak menemukan adanya luka di tubuh MA. Namun, usai dimandikan, wajah bagian kanan MA nampak ada luka lebam warna biru.
"Ada luka di wajahnya," kata Nurlaila.
Dia mengatakan bahwa dirinya sedari awal tidak pernah setujua anaknya menjadi joki cilik. Karena dia khawatir akan risikonya.
"Kalau bisa sama bapak-bapak itu. Saya tidak tidak pernah minta anak saya jadi joki. Saya tidak kasih tapi bapaknya yang bawa," tambah Nurlaila.
3. Ibu korban keberatan

Keluarga korban awalnya tidak keberatan terkait kematian korban saat latihan pacuan Kuda Minggu pekan lalu. Namun, kepada IDN Times, ibu MA mengaku keberatan atas kematian anaknya.
"Sakit hati saya. Saya keberatan. Anak saya dijadikan joki. Anak saya tidak banyak ngomong. Minta uang saja gak pernah," kata Nurlaila.
Dari keterangan Nurlaila, korban diketahui baru setahun menjadi Joki cilik karena permintaan ayah korban. Setiap akhir pekan, kata Nurlaila, MA dibawa ayahnya ke arena pacuan kuda untuk latihan.
"Kalau hari Minggu dia latihan kuda di lapangan," katanya.
Saat ini, Nurlaila kebingungan ke mana akan meminta pertanggungjawaban atas kematian korban.
"Keluarga sebenarnya akan usulkan (surat keberataan, red) itu," pungkas Nurlaila.