Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dua Diproses Hukum, Pelajar Hanya Ikut-ikutan Demo Ricuh di NTB

Sejumlah pelajar di Kota Mataram yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB pada Sabtu (30/8/2025).
Sejumlah pelajar di Kota Mataram yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB pada Sabtu (30/8/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram mendampingi dua pelajar yang diproses hukum Ditreskrimum Polda NTB atas dugaan perusakan Mapolda NTB pada aksi demonstrasi berakhir ricuh pada Sabtu (30/8/2025). Sementara dua orang pelajar lainnya dilakukan pembinaan dan terancam dikeluarkan oleh pihak sekolah imbas demo ricuh di Mapolda NTB dan Kantor DPRD NTB, akhir Agustus lalu.

Ketua LPA Kota Mataram Joko Jumadi mengatakan para pelajar itu hanya ikut-ikutan demo. Mereka juga ikut-ikutan melakukan aksi perusakan fasilitas umum. "Rata-rata yang kita dampingi karena ikut-ikutan," kata Joko dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (6/9/2025).

1. Sekolah blunder memulangkan siswa lebih awal saat aksi demo

Ketua LPA Kota Mataram Joko Jumadi.
Ketua LPA Kota Mataram Joko Jumadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Menurut Joko, sekolah-sekolah di Kota Mataram melakukan blunder. Mereka memulangkan siswa lebih awal yaitu pukul 10.00 WITA, bersamaan dengan aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa dan Rakyat NTB serta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mataram pada Sabtu (30/8/2025).

Sehingga mereka ikut-ikutan demo di Mapolda NTB dan Kantor DPRD NTB. "Anak-anak ini, awalnya sekolah, rata-rata jam 10 dipulangkan. Setelah dipulangkan oleh sekolah, kemudian mereka ikut-ikutan demo itu," tutur Joko.

Pascaaksi demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut, dua pelajar di Kota Mataram, diperiksa Ditreskrimum Polda NTB. Tetapi kemungkinan pelajar yang diproses oleh kepolisian akan bertambah. Karena ada beberapa nama pelajar yang sudah dikantongi aparat kepolisian.

"Kalau proses hukumnya, sementara penyelidikan tetap berjalan. Cuma anak-anak ini tidak dilakukan penahanan. Apakah nanti kita lakukan diversi atau seperti apa menunggu perkembangan selanjutnya. Tapi kemungkinan besar diversi," jelasnya.

2. Pelajar jangan dikeluarkan dari sekolah tapi direhabilitasi

Sejumlah pelajar di Kota Mataram yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB
Sejumlah pelajar di Kota Mataram yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB pada Sabtu (30/8/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain dua pelajar yang diproses kepolisian, Joko menyebutkan ada dua lagi yang dilakukan pembinaan oleh pihak sekolah. Mereka terancam dikeluarkan dari sekolahnya. Hal ini menjadi perhatian LPA Kota Mataram, jangan sampai mereka dikeluarkan dari sekolah.

Menurutnya, tindakan mengeluarkan siswa dari sekolah karena ikut-ikutan demo bukan langkah yang tepat. Seharusnya mereka dilakukan rehabilitasi oleh sekolah. "Yang diperlukan rehab, bukan dikeluarkan dari sekolah. Karena itu bukan berdampak positif, malah berdampak negatif," kata Joko.

Dia mengatakan siswa yang ikut-ikutan aksi demo anarkis karena mereka berasal dari keluarga yang bermasalah. Sehingga, hal ini perlu juga menjadi perhatian semua pihak.

"Seharusnya sekolah sama-sama melakukan rehab mereka. Bisa juga anak-anak yang bermasalah itu dari keluarga yang bermasalah. Itu PR kita juga," tambahnya.

Joko menambahkan bahwa para pelajar pada usia remaja memang sangat rentan digerakkan ikut demonstrasi sepeperti pada akhir Agustus lalu. "Karena mereka masih sangat labil. Ketika ada yang melakukan kekerasan mereka juga ikut melakukan kekerasan," terangnya.

3. Pelajar ikut membakar dan menjarah di DPRD NTB

Sejumlah pelajar di Kota Mataram yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB
Pelajar yang ikut demonstrasi di Kantor DPRD NTB, Sabtu (30/8/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam aksi massa pada Sabtu (30/8/2025), sejumlah pelajar di Kota Mataram ikut-ikutan demonstrasi di Mapolda NTB. Aksi ribuan massa di Mapolda NTB terjadi sekitar pukul 10.00 WITA. Massa berhasil masuk ke halaman Mapolda NTB dan berorasi di sana.

Terlihat, sejumlah pelajar memakai seragam sekolah ikut aksi saling dorong dengan aparat kepolisian yang menggunakan tameng. Selain itu, para pelajar dan massa aksi melempar aparat kepolisian menggunakan batu dan air mineral. Sehingga, pintu kaca ruang lobi Mapolda NTB pecah.

Setelah itu, massa aksi melanjutkan demonstrasi ke Kantor DPRD NTB sekitar pukul 12.00 WITA. Aksi di Kantor DPRD NTB berakhir ricuh, kantor wakil rakyat di Jalan Udayana Kota Mataram itu dibakar. Gedung DPRD NTB menjadi sasaran pertama yang dibakar massa. Kobaran api di Gedung DPRD NTB mulai terlihat pukul 13.00 WITA.

Satuan Brimob Polda NTB kemudian berusaha memukul mundur massa aksi dengan menembakkan gas air mata. Massa aksi dibuat kocar-kacir, bergerak ke arah utara dan selatan Jalan Udayana. Namun, massa kembali berusaha masuk ke Gedung DPRD NTB.

Sekitar pukul 14.00 WITA, aparat dari TNI mengambil alih pengamanan. Mereka membawa tameng untuk menghalau massa aksi. Massa aksi kemudian membakar Gedung Sekretariat DPRD NTB yang berlokasi di sebelah Gedung DPRD NTB dan Kantor Bank NTB Syariah.

Selain massa aksi, ada juga pelajar SMP dan SMA ikut melakukan pembakaran di Gedung DPRD NTB dan Sekretariat DPRD NTB. Mereka masih mengenakan seragam Pramuka, ada juga yang mengambil barang-barang dari gedung DPRD NTB.

Barang-barang elektronik yang ada di Gedung DPRD NTB dan Sekretariat DPRD NTB dijarah massa. Selain massa aksi dari mahasiswa dan masyarakat ada juga pelajar di Kota Mataram yang ikut melakukan pembakaran dan mengambil barang-barang dari Kantor DPRD NTB yang terbakar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest News NTB

See More

NTT Minta Tambahan Sekolah Rakyat yang Sasar 220 Ribu Anak Tak Mampu

06 Sep 2025, 20:00 WIBNews