Akses Terputus, BPBD NTT Kesulitan Data Pengungsi Banjir Bandang Nagekeo

Kupang, IDN Times - Pelaksana Tugas Kepala BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Samuel Halundaka, mengaku pihaknya kesulitan mendata korban yang mengungsi. Termasuk soal jumlah kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Nagekeo.
Kesulitan terbesar yang menghambat pendataan ini ialah akibat kerusakan jalan, akses komunikasi serta listrik yang masih terputus sejak bencana terjadi pada Senin (8/9/2025).
Samuel masih terus berkoordinasi dengan BPBD Nagekeo terkait penanganan banjir bandang yang melanda lima desa di Kecamatan Mauponggo, kabupaten tersebut.
1. Belum ada laporan terbaru

Ia menyebut informasi yang diterimanya masih sangat terbatas. Data sementara menyebutkan ada tiga korban jiwa dan empat orang hilang, dengan korban luka, juga beberapa rumah warga dan jalan utama yang rusak parah dan terputus aksesnya.
“Sampai hari ini kami belum bisa mendapatkan informasi yang pasti karena banyak sarana prasarana yang tidak bisa kita jangkau. Listrik dan komunikasi yang putus,” ujarnya saat dihubungi Selasa malam (9/9/2025).
Pencarian empat korban hilang, termasuk dua anak kecil, juga masih berlangsung, namun belum ada laporan terbaru dari desa-desa terdampak seperti Maukeli, Lokalobo, Ae Woe, Loda Ola, dan Wolo Kisa.
“Belum ada laporan dari pihak desa juga terkait ini,” tambahnya.
2. Belum tahu titik pengungsian

Ia menambahkan soal jumlah warga terdampak seperti berapa laki-laki, perempuan, ibu hamil, lansia dan anak-anak, serta kerugian material, belum dapat didatanya secara rinci karena keterbatasan informasi.
"Titik-titik pengungsian juga kita belum tahu. Belum kita data secara rinci karena teman-teman BPBD Nagekeo masih berada di lokasi dan sulit kita hubungi karena komunikasi terputus,” lanjut Samuel.
Sementara ini ia telah menyiagakan setiap kepala bidangnya untuk menerima kabar dari tim di lapangan yang sulit dihubungi karena terputusnya akses.
3. Siap kirim logistik

Ia berharap pendataan lengkap, termasuk jumlah pengungsi dan korban, bisa selesai pada malam ini sehingga bantuan dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.
Sementara logistik berupa peralatan masak, hygiene kit, matras, selimut, dan tenda keluarga, baru bisa diperkirakan tiba di lokasi pada Kamis (11/9/2025).
"Tim reaksi cepat akan menggeser logistik ke lokasi,” ungkapnya.
Samuel menduga banjir ini dipicu oleh anomali cuaca dan perubahan iklim yang menyebabkan hujan signifikan. Untuk itu, rencana jangka panjang mereka adalah menangani wilayah rawan banjir.