87 Ribu Warga NTB Menganggur, TPT Tertinggi Lulusan SMK

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) NTB merilis Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 2,73 persen. TPT NTB turun 0,07 persen dibandingkan dengan kondisi pada Agustus 2023. Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan komposisi angkatan kerja pada Agustus 2024 terdiri dari 3,11 juta orang yang bekerja dan 87,01 ribu orang pengangguran.
"Apabila dibandingkan Agustus 2023, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 216,34 ribu orang. Penduduk bekerja mengalami peningkatan sebanyak 212,57 ribu orang dan pengangguran meningkat sebanyak 3,77 ribu orang," kata Wahyudin di Mataram, Selasa (5/11/2024).
1. Penduduk usia kerja naik 74,18 ribu orang

Wahyudin menyebutkan penduduk usia kerja di NTB mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di NTB. Penduduk usia kerja di NTB pada Agustus 2024 sebanyak 4,13 juta orang, naik sebanyak 74,18 ribu orang dibanding Agustus 2023. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu sebanyak 3,19 juta orang atau 77,23 persen, sisanya termasuk bukan angkatan kerja.
Begitu juga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibanding Agustus 2023. TPAK pada Agustus 2024 sebesar 77,23 persen, naik 3,92 persen poin dibanding Agustus 2023. Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 86,47 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 68,04 persen.
"Kecenderungan TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan disebabkan oleh faktor budaya dimana tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya diberikan pada laki-laki. Dibandingkan Agustus 2023, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 2,29 persen poin dan 5,50 persen," jelasnya.
2. Lulusan SMK TPT tertinggi di NTB

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, kata Wahyudin, pada Agustus 2024, TPT dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (TPT) merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 4,73 persen. Sementara TPT yang paling rendah adalah tamatan pendidikan Diploma I/II/III yaitu sebesar 1,03 persen.
Dibandingkan Agustus 2023, hampir semua kategori pendidikan mengalami penurunan TPT kecuali untuk tamatan SD ke bawah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang naik masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,06 persen. Sementara, jika dibandingkan dengan Agustus 2022 yang mengalami peningkatan TPT hanya tamatan SD ke bawah yaitu sebesar 0,44 persen.
Adapun TPT di NTB pada Agustus 2024 berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu tamatan SMK sebesar 4,73 persen, tamatan SMA 4,26 persen, tamatan universitas 3,54 persen, tamatan SMP 2,01 persen, tamatan SD ke bawah 1,67 persen dan tamatan Diploma I/II/III sebesar 1,03 persen.
3. Bahan evaluasi penting

Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi TPT di NTB mengalami penurunan. Meski jumlah angkatan kerja di NTB Agustus 2024 mencapai 3,19 juta orang, atau naik 216,34 ribu dibandingkan Agustus 2023, TPT pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,73 persen, turun sebesar 0,07 persen dibandingkan Agustus 2023.
Aryadi menjelaskan TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Berdasarkan rilis BRS BPS, selama tiga tahun terakhir, TPT NTB menunjukkan tren penurunan. TPT NTB pada tahun 2021 sebesar 3,01 persen, tahun 2022 sebesar 2,89 persen, tahun 2023 sebesar 2,80 persen dan pada tahun 2024 menjadi 2,73 persen.
"Kami di Disnakertrans sangat menghargai data statistik ini karena menjadi bahan evaluasi penting. Melalui data ini, kami bisa mengukur efektivitas program yang kami laksanakan selama ini, termasuk program inovasi PePadu Plus yang berfokus pada peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal, menciptakan link and match dengan kebutuhan dunia kerja dalam rangka meningkatkan menyerapan tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran," ujar Aryadi.
Aryadi menambahkan jika dilihat dari tingkat pendidikan, pada Agustus 2024, TPT tamatan SMK masih merupakan yang tertinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya. Namun jika dibandingkan Agustus 2023, TPT kategori pendidikan SMK justru mengalami penurunan tertinggi, dari 8,24 persen pada Agustus 2023 menjadi 4,73 persen Agustus 2024 atau turun sebanyak 3,51 persen.
Sejak tiga tahun terakhir, Disnakertrans NTB terus menggencarkan program PePadu Plus yang bertujuan untuk memperkuat peluang kerja, khususnya untuk lulusan SMK dan pendidikan vokasi lainnya dilakukan pembinaan dan pendampingan masif melalui program bursa kerja khusus (BKK)
"Kami melihat hasil yang menggembirakan, khususnya di kalangan lulusan SMK. Angka pengangguran lulusan SMK berhasil diturunkan hampir setengahnya. Program PePadu Plus yang kami luncurkan 3 tahun lalu memang berfokus pada peningkatan keterampilan dan link and match dengan industri, sehingga lulusan SMK dan lembaga pendidikan vokasi lebih siap bekerja," jelasnya.
PePadu Plus merupakan akronim dari 'Pelatihan Plus Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu, plus pendampingan pelatihan produktivitas untuk wira usaha, memiliki tujuan utama untuk menekan angka pengangguran melalui tiga pendekatan strategis.
Yaitu peningkatan kompetensi tenaga kerja, pembukaan akses informasi dan pasar kerja, serta penguatan kemitraan dengan berbagai industri dan lembaga pendidikan. Program ini berkolaborasi dengan sekolah-sekolah kejuruan, perguruan tinggi vokasi, serta mitra perusahaan di NTB, guna memastikan para lulusan siap kerja dan terserap di berbagai sektor yang membutuhkan.
Program PePadu Plus di NTB juga memberikan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pemagangan terstruktur di berbagai sektor industri. Melalui program ini, lulusan SMK dan pendidikan vokasi dapat memperoleh pengalaman kerja langsung yang relevan dengan kebutuhan industri, memperkuat keterampilan teknis, manajerial, dan komunikasi yang penting dalam pengembangan karier mereka.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap lulusan program PePadu Plus, khususnya yang telah menyelesaikan pemagangan, dapat bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain, bahkan untuk posisi internasional. Dengan pengalaman pemagangan yang berkualitas, peserta tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga kesiapan bekerja yang profesional," ujar Aryadi.
Untuk pembukaan akses informasi dan pasar kerja, Disnakertrans NTB rutin menyelenggarakan job fair setiap bulan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Job fair terbaru bahkan digelar di Narmada, Lombok Barat, yang melibatkan kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan sejumlah asosiasi perusahaan.
"Melalui job fair, kami bisa menciptakan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja, bukan hanya dengan perusahaan lokal atau nasional, tapi juga dengan perusahaan yang menempatkan tenaga kerja migran ke luar negeri," ujar Aryadi.
Terakhir, penguatan kemitraan dengan berbagai industri dan lembaga pendidikan pada program PePadu Plus terlihat dari pembentukan Tim Koordinasi Daerah untuk revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang terus mendorong LPK/S, BLK, dan Lembaga Pendidikan Vokasi untuk berkolaborasi memperluas skill SDM dengan DuDi.
Disnaker dalam hal ini berperan dalam membina dan menjalin kerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK maupun perguruan tinggi seperti Unram, Universitas Islam Negeri (UIN), Sekolah Tinggi Kesehatan, dan lainnya.