Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Suplai Air Bersih Disetop, Pelaku Wisata Gili Meno Rugi Rp77 Miliar

Wisatawan asing memadati Pelabuhan Gili Trawangan Lombok Utara. (dok. Istimewa)

Lombok Utara, IDN Times - Sektor pariwisata di Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) lumpuh setelah dihentikannya layanan air bersih di destinasi wisata wisata tujuan wisatawan domestik dan mancanegara tersebut.

Layanan air bersih disetop oleh PT Berkat Air Laut (BAL) dan PT Gerbang NTB Emas (GNE) karena terjadi kasus hukum.
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengatakan layanan air bersih di Gili Meno sudah dihentikan selama 21 hari.

Penghentian layanan air bersih ini membuat terpuruknya sektor pariwisata di Gili Meno. Ia menyebut pengusaha perhotelan mengalami kerugian sebesar Rp77 miliar.

"Itu disampaikan bahwa ada sekitar 120-an pelaku usaha pariwisata yang tidak bisa melakukan usahanya di Gili Meno. Kemarin saya coba-coba hitung kerugian pengusaha selama 21 hari sekitar Rp77 miliar," sebut Kusnawan dikonfirmasi, Rabu (12/6/2024).

1. Banyak wisatawan membatalkan kunjungan ke Gili Meno

Ketua GHA Lalu Kusnawan. (dok. Istimewa)

Kusnawan menyebut banyak wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke Gili Meno imbas dihentikannya layanan air bersih. Bahkan ada wisatawan yang meminta check out lebih awal karena tidak adanya suplai air bersih.

Ada juga ternak warga yang masuk hotel mencari air minum di kolam hotel. "Jadi banyak sekali, ada yang mengeluh harus membeli air galon, membeli air suling bahkan ada juga yang sewa tandon nilainya Rp2,5 juta," tutur Kusnawan.

2. Surati Bupati Lombok Utara hingga Pj Gubernur NTB

Turis asing di Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kusnawan menjelaskan dirinya sudah bersurat ke Bupati Lombok Utara, DPRD Lombok Utara, Dinas Pariwisata Lombok Utara, Polda NTB hingga Pj Gubernur NTB agar segera menyikapi persoalan krisis air bersih di Gili Meno.

Dia meminta agar layanan air bersih di Gili Meno kembali normal, karena sudah 21 hari suplai air bersih dihentikan.

Terlepas dari persoalan hukum yang sedang berjalan, Kusnawan meminta Pemda Lombok Utara melalui PDAM setempat agar bertanggungjawab atas krisis air bersih di Gili Meno. PDAM Lombok Utara harus memastikan suplai air bersih tetap ada dengan cara apapun pascadihentukannya layanan oleh PT BAL dan PT GNE.

"Karena ini hajat hidup orang banyak, dilindungi undang-undang. Kita sebagai pelanggan jangan dibenturkan terkait masalah persaingan bisnis dan politik. Yang paling clear adalah PDAM harus bertanggungjawab terhadap suplai air itu baik di Gili Meno maupun Gili Trawangan," tegas Kusnawan.

3. Gili Trawangan juga terancam krisis air bersih

Wisatawan naik kapal cepat di Pelabuhan Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain itu, Gili Trawangan juga terancam krisis air bersih. Karena PT Tiara Citra Nirwana (TCN) yang melayani air bersih di Gili Trawangan akan menghentikan layanan mulai 13 Juni 2024. Kondisi ini akan semakin memperburuk sektor pariwisata di Gili Trawangan.

Sementara, kata Kusnawan, pada saat ini kunjungan wisatawan sedang meningkat. Tingkat hunian kamar hotel di kawasan Gili Air, Meno dan Trawangan di atas 70 persen.

Jika layanan air bersih di Gili Trawangan juga dihentikan, maka kerugian yang dialami pelaku usaha pariwisata semakin besar.
Sementara untuk pemulihan akan butuh waktu yang lama.

Menurut Kusnawan, sektor pariwisata di kawasan tiga Gili baru saja bangkit pasca gempa 2018 dan pandemik COVID-19. Jika persoalan air bersih di kawasan Gili Meno dan Trawangan tak teratasi, maka sektor pariwisata Lombok Utara akan semakin terpuruk.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
Muhammad Nasir
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us