Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Semua Desa di NTT Baru Bisa Nikmati Listrik di HUT ke-82 RI

Ilustrasi warga memasukkan token listrik.
Ilustrasi warga memasukkan token listrik. (dok. PLN)

Kupang, IDN Times - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan seluruh desa dapat menikmati listrik pada 2027 atau saat Republik Indonesia (RI) berusia 82 tahun.

Melki mengungkap ini dalam pidato jelang Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-80, di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, Sabtu (16/8/2025).

"Target kita jelas: 99,99% rasio elektrifikasi provinsi pada 2028 dan 100% desa berlistrik pada 2027," ungkap Melki saat itu.

1. Ia bersyukur

Gubernur NTT Melki Laka Lena membacakan pidato jelang HUT RI ke-80
Gubernur NTT Melki Laka Lena membacakan pidato jelang HUT RI ke-80. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)

Menurut Melki saat ini kerja keras pemerintah sudah terasa dan ia mensyukuri itu. Ia menyebut rasio elektrifikasi kini sudah mencapai 89,12% per Maret 2025, dari sebelumnya yang masih 87% pada 2023. Sedangkan rasio elektrifikasi total, lanjut dia, telah mencapai 96,39%.

"Kita patut bersyukur bahwa Nusa Tenggara Timur terus mencatat kemajuan yang membanggakan. Data tidak pernah berbohong dan data menunjukkan bahwa kerja keras kita membuahkan hasil. Khusus di NTT, capaian ini semakin terasa," ungkap Melki dalam pidatonya.

Dalam data secara nasional yang dibacanya itu, hanya ada penambahan 5 desa berlistrik, yaitu dari 3.322 desa di 2024 menjadi 3.327 desa tahun ini. Ia tidak memaparkan berapa penambahan desa berlistrik di NTT tahun ini.

2. Labuan Bajo berpotensi defisit energi listrik

ilustrasi meteran listrik.
ilustrasi meteran listrik. (Unsplash.com/ABDURREHMAN)

Melki di saat yang sama menyebut ada potensi defisit energi listrik di wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya bila tak dibangun pembangkit listrik yang baru.

"Sistem pembangkit listrik di Pulau Timor relatif aman, tetapi kita tetap waspada, karena Sistem Flores -terutama Labuan Bajo dan sekitarnya - berpotensi defisit pada 2027 jika pembangkit baru tidak segera dibangun," ungkap dia.

Berdasarkan datanya, daya yang terpasang di NTT saat ini sebesar 628,85 MW (Mega Watt) dengan daya mampu 470,72 MW, beban puncak 302,53 MW, dan cadangan 168,19 MW.

3. Biaya investasi EBT mahal

Gubernur NTT, Melki Laka Lena, saat membacakan pidato HUT RI ke-80.
Gubernur NTT, Melki Laka Lena, saat membacakan pidato HUT RI ke-80. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)

Sementara biaya energi baru terbarukan (EBT), misalnya untuk PLTS off-grid Rp130 juta per kWp dan Rp48 miliar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 1 MWe.

"Kita juga jujur mengakui, biaya investasi EBT masih tinggi," ungkap Melki.

Ia juga mengaku masih harus terus meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap proyek-proyek ini, baik panas bumi maupun PLTS terpusat.

Saat ini, lanjut dia, NTT telah menandatangani kerjasama dengan PT HDF Energy Indonesia, terkait ekosistem energi hidrogen hijau dengan nilai investasi Rp9,6 triliun di Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Rote Ndao, Alor, dan Sikka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us