Korban Banjir dan Longsor di Nagekeo Kesulitan Air Bersih dan Logistik

Kupang, IDN Times - Fasilitas air bersih di perbatasan Kecamatan Boawae dan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak akibat longsor dan banjir. Bencana ini dipicu hujan deras sejak Minggu (7/9/2025) dini hari hingga Senin (8/9/2025) malam.
Akibatnya warga kesulitan mendapatkan air bersih sementara akses jalan yang lumpuh total menyulitkan distribusi logistik seperti beras, makanan siap saji, dan BBM ke lokasi bencana.
Wakil Bupati (Wabup) Nagekeo, Gonzalo Gratianus Muga Sada, melaporkan ini usai meninjau sejumlah lokasi yang terdampak bencana pada Selasa (9/9/2025).
1. Longsor dari Gunung Ebulobo

Longsor terjadi sekitar pukul 18.30 Wita, Senin (8/9/2025) di Koya, perbatasan Desa Kelewae (Kecamatan Boawae) dan Desa Lajawajo (Kecamatan Mauponggo).
Material longsor berupa tanah, batu, bongkahan pohon, dan pasir dari puncak Gunung Ebulobo menutup total jalur utama penghubung dua kecamatan tersebut. Akibatnya, mobilitas warga dan transportasi lumpuh, termasuk akses ke titik-titik bencana lain di Kecamatan Mauponggo.
Selain jalan, longsor juga menghancurkan fasilitas air minum di sekitar lokasi. Sumber mata air Ae Gega, satu bak catering, dan tiga mesin isap air untuk warga Desa Lajawajo dan Kelewae rusak berat. Wabup Gonzalo menyebut fasilitas ini yang jadi andalan utama pasokan air bersih bagi ratusan warga di sana.
"Dan kerusakannya kini mengancam kesehatan serta kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat," kata dia dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025).
2. Prioritas buka akses

Wabup Gonzalo menyebut penanganan bencana ini kian sulit karena akses transportasi, informasi, dan komunikasi lumpuh total saat ia meninjau di Mauponggo.
Prioritas pertama mereka saat ini ialah membuka jalan agar logistik seperti BBM, beras, dan makanan siap saji bisa masuk. Basarnas dan instansi terkait juga memastikan air bersih darurat dan logistik segera tersalur. Sementara hingga Rabu (10/9/2025), upaya pemulihan akses dan perbaikan sumber air terus dilakukan.
Ia memastikan ini kepada Forkopimda, Kapolres Nagekeo AKBP Rachmat Muchamad Salihi, Wakil Ketua DPRD Lukas Y.M.P. Boleng, serta beberapa anggota DPRD lainnya, dalam tinjauan itu.
"Saya harap masyarakat sabar. Bantuan dini akan segera tiba, tapi kendalanya hanya akses ke pusat bencana," tambahnya.
Pembersihan material longsor sudah dimulai pukul 13.00 WITA dan selesai sekitar pukul 17.00 WITA sejak Selasa itu. Meskipun lalu lintas bisa secara terbatas, kata dia, tetapi distribusi logistik masih terhambat karena titik bencana lain sulit dijangkau akibat sinyal komunikasi hilang dan cuaca buruk.
3. Segera gunakan BTT

Anggota DPRD Idorus Goa mendesak pemerintah bertindak cepat dan mengkaji bencana ini supaya dapat segera menggunakan Dana Bantuan Tidak Terduga (BTT).
"Semua prosedur harus dilalui tapi jangan menghambat penanganan cepat. Gunakan dana BTT sebaik mungkin untuk masyarakat terdampak," tegasnya.
Sebelumnya, Kasatlantas Polres Nagekeo, Iptu Frans Bay Meo, menyebut titik pertama pembersihan longsor di Desa kelawae atau jalur menuju Mauponggo yang juga rusak parah. Kemudian titik kedua di perbatasan Kecamatan Mauponggo dan Boawae. Titik ini yang terparah hingga perbatasan kedua wilayah ini nyaris putus dan tertutup material longsor.
"Titik kedua ini yang paling parah di sepanjang jalur ini," kata dia.