702.520 Warga NTB Mengidap Penyakit Jantung, Mayoritas Perempuan!

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan sebanyak 702.520 warga terdiagnosis mengidap penyakit jantung hingga awal Oktober 2024.
Dari angka tersebut, perempuan paling banyak terdiagnosis mengidap penyakit jantung mencapai 65,5 persen, sedangkan laki-laki sebesar 34,5 persen.
"Angkanya 702.520 jumlah terdiagnosis penyakit jantung. Sebanyak 242.715 atau 34,5 persen laki-laki. Perempuan 460.805 atau 65,5 persen," sebut Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Hamzi Fikri di Mataram, Selasa (8/10/2024).
1. Perempuan lebih rajin memeriksakan diri

Fikri menjelaskan penyebab perempuan lebih banyak terdiagnosis mengidap penyakit jantung. Karena perempuan lebih rajin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan dibandingkan laki-laki.
Jika laki-laki rajin memeriksakan diri, kemungkinan angkanya juga akan naik. "Ternyata, perempuan lebih rajin memeriksakan diri. Ini data tahun 2024 sampai awal Oktober. Laki-laki mungkin merasa baik-baik saja," jelasnya.
2. Warga mengidap penyakit jantung melonjak tajam

Warga NTB yang terdiagnosis mengidap penyakit jantung pada 2024 melonjak tajam. Pada 2023, Dinkes NTB mencatat jumlahnya sebanyak 290.832 orang.
Pasien yang menjalani rawat inap, rawat jalan dan dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Provinsi NTB pada 2023 sebanyak 6.445 orang. Dengan rincian, pasien rawat jalan 4.821 orang, rawat inap 1.341 orang, masuk IGD 684 orang.
"Kalau dibandingkan data 2024 sampai Oktober sudah cukup signifikan kenaikan pasien penyakit jantung. Ini yang membuat tagihan ke BPJS membengkak karena costnya besar," tuturnya.
3. Cara menurunkan risiko penyakit jantung

Mantan Direktur RSUD NTB ini mengungkapkan pola makan dan gaya hidup menjadi pemicu terkena risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan dan minuman berpemanis turut meningkatkan risiko kena penyakit jantung.
"Karena jujur ada kebiasaan, kalau bertamu disuguhin air putih persepsinya beda, orang dibilang pelit. Tapi kadang disuguhkan minuman yang gulanya manis-manis, dua sampai tiga sendok. Belum snack dan nasi. Segala minuman kemasan, kurang bagus. Yang paling bagus alami," ujarnya.
Ketua Pelaksana Harian Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Provinsi NTB ini mengatakan telah diinisiasi gerakan minimal 5.000 langkah sehari. Berdasarkan hasil studi di Jepang, gerakan 10.000 langkah bisa menurunkan angka kardiovaskuler hampir 243.000 kasus.
Fikri menyebut YJI memiliki peran penting dalam mencegah dan mengurangi angka penyakit jantung. Hal ini dibarengi pula dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pendidikan, dukungan dan advokasi kesehatan jantung.
Menurutnya, YJI hendaknya menjadi garda terdepan dalam mewujudkan misi jantung yang sehat untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jantung.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini penyakit jantung di NTB, mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.