Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Suhu Panas di NTB Capai 38 Derajat Celcius, ini Penjelasan BMKG!

ilustrasi cuaca terik (freepik.com/freepik)

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mencatat suhu di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) rata-rata mencapai 38 derajat celcius. Meskipun suhu mencapai 38 derajat Celcius, BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok menyatakan belum masuk kategori ekstrem.

Masyarakat NTB diingatkan waspada paparan suhu yang panas. Suhu yang cukup panas sangat rentan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan.

"Jangan lupa jika bepergian menggunakan sunscreen dan perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Kadek Katriavi Karlina dikonfirmasi IDN Times, Senin (14/10/2024).

1. Suhu panas di NTB pengaruh badai matahari?

Ilustrasi topi musim panas (pexels.com/yohan.)

Apakah suhu yang cukup panas di NTB adalah pengaruh Badai matahari? Kadek menjelaskan badai matahari memengaruhi bumi secara umum namun. Pengaruh langsung badai matahari terhadap wilayah seperti NTB umumnya tidak terlalu signifikan dalam hal cuaca atau fenomena fisik di permukaan.

"Dampaknya lebih terasa pada wilayah yang lebih dekat dengan kutub utara dan selatan. Karena di sanalah interaksi antara partikel matahari dan medan magnet bumi paling kuat," jelasnya.

2. Dapat menyebabkan gangguan komunikasi satelit termasuk di wilayah NTB

ilustrasi satelit terbakar di atmosfer (space-chatter.com)

Meski demikian, badai matahari dapat menyebabkan gangguan komunikasi satelit atau GPS yang mungkin digunakan dalam kegiatan penerbangan atau kelautan. Termasuk di wilayah NTB dapat terpengaruh adanya gangguan komunikasi satelit atau GPS akibat adanya badai matahari.

"Rata-rata suhu di NTB akhir-akhir ini mencapai 38 derajat celcius namun belum termasuk kategori ekstrem," terangnya.

Saat ini, seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau. Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.

Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode musim kemarau.

Namun, BMKG memprediksi adanya potensi hujan di pertengahan Oktober 2024. Sehingga, masyarakat diimbau agar dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.

Masyarakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

3. Daerah level awas kekeringan di NTB

ilustrasi kemarau (Unsplash.com/Joshua Woroniecki)

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Suci Agustiarini menjelaskan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Oktober 2024 secara umum berada pada kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III September 2024 di wilayah NTB bervariasi dari kategori Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN). Curah hujan tertinggi di pos hujan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat sebesar 56 mm/dasarian.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada kategori sangat panjang yaitu 31 – 60 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Perigi, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur selama 124 hari.

Suci mengatakan pada dasarian II Oktober 2024 (11 – 20 Oktober 2024), sebagian wilayah NTB berpotensi terjadi hujan dengan katagori rendah yaitu 20 – 50 mm/dasarian dengan probabilitas 10 – 70 persen. Terdapat juga potensi hujan di wilayah NTB dengan katagori sedang yaitu 50 – 100 mm/dasarian disebagian kecil wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bagian utara dengan probabilitas 20 – 50 persen.

Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan potensi waspada, siaga dan awas di sejumlah daerah. Kekeringan level waspada di Kecamatan Raba Kota Bima dan level siaga di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.

Sedangkan daerah yang mengalami kekeringan level awas tersebar di sejumlah wilayah di NTB. Antara lain Kecamatan Huu dan Kilo di Kabupaten Dompu, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Kecamatan Sambelia Lombok Timur, serta Kecamatan Buer, Empang, Labuhan Badas, Moyo Utara, Moyohulu, Rhee, Sumbawa, dan Unter Iwes di Kabupaten Sumbawa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us