DPRD NTB Serukan Banjir Sumatra Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

Mataram, IDN Times - Pimpinan DPRD NTB menyerukan pemerintah segera menetapkan banjir dan longsor yang menerjang Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat ditetapkan sebagai bencana nasional. Hal itu disampaikan Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda pada Rapat Paripurna Istimewa Peringatan HUT NTB ke-67 di Kantor Gubernur NTB, Selasa (16/12/2025).
Isvie menyatakan pimpinan dan anggota DPRD NTB menyampaikan duka cita dan simpati kepada masyarakat yang menjadi korban banjir Sumatra serta daerah lainnya di Indonesia. Melihat jumlah korban yang cukup banyak, DPRD NTB menyerukan dan mendorong pemerintah menetapkan banjir Sumatra menjadi bencana nasional.
"Dengan begitu banyak korban jiwa, kami menyerukan dan mendorong agar bencana Sumatra ditetapkan sebagai bencana nasional," kata Isvie.
1. Akibat keserakahan segelintir orang

Isvie mengatakan bencana dahsyat yang terjadi di Sumatra akibat keserakahan segelintir orang yang mengorbankan alam, flora dan fauna di hutan Sumatra. Untuk memulihkan kondisi hutan Sumatra yang rusak seperti semula membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun.
Politisi Partai Golkar itu meminta masyarakat NTB menjadikan bencana banjir dan longsor di Sumatra sebagai pelajaran. Dia mengajak masyarakat NTB menjaga hutan dan lingkungan sekitar.
Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, DPRD NTB mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada terhadap potensi dan ancaman bencana alam yang mengintai wilayah NTB. "DPRD dan perangkat daerah terkait agar tetap siaga jika ada bencana yang terjadi di NTB," kata dia.
2. Gubernur NTB pastikan pengiriman bantuan pekan ini

Sementara, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengajak para tamu undangan yang hadir pada Rapat Paripurna Istimewa HUT NTB ke-67 untuk mendoakan korban banjir Sumatra. Iqbal meminta semua yang hadir mengheningkan cipta sebagai bentuk rasa duka cita atas bencana yang menimpa masyarakat Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
"Semoga saudara kita di ketiga provinsi tersebut yang terdampak bencana diberikan kekuatan, keihklasan dan kemudahan untuk menggapai kepulihan dan kembali ke situasi normal," kata dia.
Politisi Partai Gerindra itu mengatakan Pemprov NTB dalam satu atau dua hari ke depan akan segera mengirimkan bantuan kepada korban bencana banjir Sumatra. "Masing-masing akan diantarkan oleh tim yang juga akan memberikan dukungan personil bagi upaya pemulihan di tiga provinsi tersebut," ucap Iqbal.
3. Bantuan sebesar Rp3 miliar dan 30 tenaga medis

Pemprov NTB menyiapkan bantuan sebesar Rp3 miliar untuk korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Bantuan sebesar itu akan disalurkan ke tiga provinsi terdampak bencana.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB Yusron Hadi mengatakan ketiga provinsi yang dilanda bencana banjir dan longsor beberapa waktu lalu itu juga pernah memberikan bantuan kepada Pemprov NTB saat bencana gempa bumi di Lombok pada 2018.
"Pemprov NTB segera menyalurkan bantuan untuk Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang totalnya Rp3 miliar. Daerah tersebut juga turut membantu kita kala dulu musibah gempa bumi melanda daerah kita," kata Yusron.
Pemprov NTB turut memberikan empati dan kepedulian terhadap masyarakat yang tertimpa musibah bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sebelum menyalurkan bantuan, Pemprov NTB sudah membahas apa saja bentuk dukungan dan bantuan yang dapat diberikan kepada korban banjir di Sumatra.
Selain bantuan sebesar Rp3 miliar, Pemprov NTB juga akan mengirim 30 relawan tim medis. Kemudian bantuan obat-obatan yang diperlukan korban banjir di Sumatra.
Berdasarkan data BNPB sampai Minggu (14/12/2025), total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di tiga provinsi, Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, mencapai 1.016 jiwa. Pos Pendamping Nasional atau Pospenas yang dipimpin oleh BNPB mencatat korban meninggal tertinggi terjadi di Provinsi Aceh dengan jumlah 424 jiwa, sedangkan Sumatra Utara mencapai 349 jiwa dan Sumatra Barat 243 jiwa.
Dalam seminggu terakhir, korban meninggal dunia bertambah 66 jiwa, dengan rincian Provinsi Aceh 33 jiwa, Sumatra Utara 19 jiwa dan Sumatra Barat 14 jiwa. Sedangkan total jumlah korban hilang mencapai 212 jiwa dengan rincian di wilayah Aceh 32 jiwa, Sumatra Utara 90 jiwa dan Sumatra Barat 90 jiwa.


















