Pembentukan Koperasi Merah Putih di Lotim Terkendala Biaya Notaris

Lombok Timur, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Lombok Timur (Lotim) menargetkan pembentukan Koperasi Merah Putih pada 254 desa dan kelurahan di wilayah tersebut pada tahun 2025. Saat ini, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sukamulia, menjadi desa pertama yang telah membentuk koperasi ini.
Dengan percepatan pembentukan koperasi ini, Pemkab Lotim berkomitmen memperkuat perekonomian desa dan mendukung program strategis nasional di tingkat lokal.
1. Terkendala biaya notaris

Kepala DPMD Lombok Timur, Salmun Rahman, mengatakan bahwa pihaknya telah memulai sosialisasi ke berbagai desa dan kelurahan. Bahkan, sejumlah desa telah menggelar Musyawarah Desa Khusus (MusDesSus) untuk membahas pendirian Koperasi Merah Putih.
"Target kita, semua desa dan kelurahan bisa membentuk Koperasi Merah Putih tahun ini," tegas Salmun.
Namun, ia mengakui bahwa kendala utama terletak pada pendanaan, terutama biaya notaris untuk pengesahan badan hukum koperasi.
"Besaran biaya yang dikeluarkan untuk dinotariskan sekitar Rp2 juta sampai Rp2,5 juta," jelasnya.
2. Sumber pendanaan dari APBN, APBD, hingga APBDes

Pendirian dan operasional Koperasi Merah Putih didukung oleh berbagai sumber anggaran, antara lain APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, dan APBDes. Namun, besaran persentase alokasi dana masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari DPMD Provinsi.
"Yang jelas, pemerintah provinsi telah siap memberikan bantuan anggaran untuk Koperasi Merah Putih ini," ungkap Salmun.
3. Sinergi dengan BUMDes, dukung swasembada pangan

Keberadaan Koperasi Merah Putih merupakan bagian dari upaya mendukung program pemerintah pusat, khususnya swasembada pangan dan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Koperasi ini diperbolehkan mengelola usaha sembako serta layanan simpan pinjam.
Salmun menegaskan bahwa Koperasi Merah Putih tidak akan mengganggu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). "Operasinya bisa berjalan beriringan dengan BUMDes, bahkan pengelolaannya bisa di bawah naungan BUMDes," pungkasnya.