Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) untuk wilayah NTB Dwi Sudarsono (IDN Times/Ahmad Viqi)

Lombok Timur, IDN Times - Laju kerusakan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkat pesat. Pasalnya, data kerusakan hutan atau deforestasi di NTB sendiri mencapai 150 hingga 200 hektare per tahun.

Data itu sesuai sesuai hasil kajian Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) untuk wilayah NTB. Wakhi menyarankan ada langkah serius yang diambil oleh Pemda NTB.

“Untuk setop laju kerusakan hutan di NTB mestinya ada langkah konkret dari Pemda NTB,” kata Dewan Nasional untuk Wilayah NTB Dwi Sudarsono Daerah NTB pada peringatan Hari Bumi 22 April 2022 pada penanaman ribuan pohon mangrove di wilayah pesisir pantai Potonbako Desa Jerowaru Kecamatan  Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, Jumat (22/4/2022) kemarin.

1.Walhi juga akan fokus rehabilitasi kawasan pesisir

Walhi NTB lakukan penanaman mangrove di Lombok Timur pada Hari Bumi (IDN Times/Ahmad Viqi)

Menurut Dwi, kondisi kerusakan hutan di NTB memang menjadi catatan penting untuk keberlanjutan kelangsungan hidup masyarakat. Baik yang bermukim di Kawasan hutan adat dan wilayah pesisir.

Saat ini, kata Dwi, WALHI NTB akan fokus rehabilitasi Kawasan pesisir pantai di NTB. Dalam memperingati Hari Bumi yang jatuh pada bulan Ramadan, ujar dia, pihaknya akan melakukan penanaman mangrove di sejumlah titik pesisir pulau Lombok.

“Kita akan awali di Dusun Potonbako Jerowaru, kemudian nanti akan tanam juga di Gili Meno Lombok Utara untuk mengantisipasi abrasi jika air laut pasang,” kata Dwi.

Setelah mengecek lokasi penanaman mangrove di Dusun Potonbako Desa Jerowaru Lombok Timur luas lahan vegetasi hutan mangrove berusia hampir 30 tahun bisa menjadi role model Kawasan pesisir pantai di NTB.

“Ini patut kita jaga,” katanya.

2.Masyarakat harus konsen lestarikan pesisir

Editorial Team

Tonton lebih seru di