Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menteri PPPA Dorong Napi Perempuan di NTB Produksi Suvenir

IMG_20250725_111533_271.jpg
Menteri PPPA Arifah Fauzi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Arifah Fauzi mendorong narapidana (napi) perempuan di Nusa Tenggara Barat (NTB) memproduksi suvenir. Misalnya seperti godie bag, cincin, gelang, kalung, tas rajut, kain batik, selendang dan kue. Sehingga mereka punya bekal keterampilan yang menjadi sumber penghidupan ketika kembali ke masyarakat.

"Kan biasanya ada godie bag dari perusahaan-perusahaan. Bagaimana kalau itu dikerjakan oleh teman-teman warga binaan di Lapas Perempuan Mataram. Sehingga apa yang mereka produksi, pemasarannya lebih lancar lagi," kata Arifah usai meninjau pelatihan keterampilan warga binaan di Lapas Perempuan Mataram, Jumat (25/7/2025).

1. Berdayakan napi perempuan di Lapas

IMG_20250725_111028_570.jpg
Lapas Perempuan Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Arifah mengatakan Kementerian PPPA berkolaborasi dengan swasta yaitu XLSMART untuk memberdayakan napi perempuan di Lapas. Menurutnya, pemberdayaan terhadap perempuan bukan hanya di luar, tetapi juga penting bagi mereka yang saat ini berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

"Ini kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan pihak terkait bagaimana melakukan pemberdayaan kepada perempuan bukan hanya di luar (masyarakat) tetapi juga di Lapas. Supaya menjadi bekal mereka ketika berbaur nanti dengan masyarakat," ujarnya.

Arifah mengatakan napi perempuan di Lapas Perempuan Mataram telah menghasilkan sejumlah produk seperti kue, cicin, gelang, kalung, boneka, tas rajut, dan selendang. Menurutnya, ini menjadi modal bagi mereka ketika kembali ke masyarakat.

2. 500 napi perempuan diberikan pelatihan di 10 Lapas

Ilustrasi Napi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Napi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menyebutkan sebanyak 500 napi perempuan diberikan pelatihan keterampilan yang tersebar pada 10 Lapas Perempuan di Indonesia. Diantaranya, Tangerang I dan II, Lampung, Malang, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makassar, Denpasar, dan NTB.

"Kita berharap mereka punya kemandirian secara ekonomi ketika keluar dari Lapas," harapnya.

Di Lapas Perempuan Mataram, mereka mendapatkan pelatihan hard skill seperti pembuatan kue marble dan kerajinan tangan lukis scarf. Serta soft skill berupa manajemen keuangan rumah tangga dan strategi memulai usaha mikro. Program ini diluncurkan pada Oktober 2024, menjangkau lebih dari 500 perempuan warga binaan di 10 Lapas perempuan di Indonesia.

3. Perempuan punya potensi untuk bangkit dan berdaya

Anak-anak menjual suvenir kepada turis asing di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Anak-anak menjual suvenir kepada turis asing di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Director & Chief People Officer XLSMART, Jeremiah Ratadhi, mengatakan penutupan program ini adalah awal dari babak baru dalam pendampingan perempuan warga binaan pasca pembinaan.  Pihaknya percaya bahwa setiap perempuan memiliki potensi besar untuk bangkit dan berdaya, termasuk mereka yang tengah menjalani masa pembinaan di Lapas.

Dia mengatakan program yang dinamakan SheInspire berkolaborasi dengan Kementerian PPPA bukan sekadar pelatihan, tapi gerakan pemberdayaan.

"Dengan dukungan teknologi dan ekosistem digital, kami ingin membuka akses seluas-luasnya agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan, mentalitas, dan peluang baru," kata Ratadhi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us