Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ingatkan Bahaya Pernikahan Dini, Istri Wapres Bertemu Pasangan "Cinta Monyet" di NTB

IMG_20250611_143039_519.jpg
Istri Wapres RI Selvi Ananda Gibran Rakabuming Raka saat sosialisasi pencegahan pernikahan dini di RSUD NTB, Rabu (11/6/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Tidak ada dampak positif pernikahan dini
  • Sosialisasikan setop pernikahan dini
  • Ratusan kasus pernikahan dini di NTB hingga Mei 2025

Mataram, IDN Times - Istri Wakil Presiden RI, Selvi Ananda Gibran Rakabuming Raka menghadiri Sosialiasi Pencegahan Pernikahan Anak di RSUD NTB, Rabu (11/6/2025) didampingi Ketua TP PKK NTB Sinta Agathia Iqbal. Kegiatan itu diikuti puluhan siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Mataram.

Pada kesempatan tersebut, Selvi tak sengaja bertemu anak SMP yang berstatus sudah pacaran atau pasangan cinta monyet. "Orangtua tahu kalian pacaran? Kalau pacaran, teman deket tapi cinta monyet. Ingat untuk menikah tidak hanya bermodalkan cinta," kata Selvi.

1. Tidak ada dampak positif pernikahan dini

IMG_20250611_141130_707.jpg
Istri Wapres RI Selvi Ananda Gibran Rakabuming Raka saat sosialisasi pencegahan pernikahan dini di RSUD NTB, Rabu (11/6/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia memberikan nasihat kepada seluruh anak SMP yang hadir pada acara sosialisasi tersebut untuk rajin belajar dan sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Setelah itu, punya pekerjaan dan matang secara ekonomi baru menikah.

Selvi menjelaskan bahwa untuk menikah butuh kesiapan kesehatan fisik, mental dan finansial. Dia menegaskan bahwa pernikahan dini tidak ada dampak positifnya sama sekali. Untuk itu, dia meminta jangan ada lagi kasus pernikahan dini di NTB.

"Jadi mari kita sama-sama untuk jangan lagi pernikahan anak usia dini. Karena kita sama-sama ingin, generasi muda Indonesia bertumbuh menjadi generasi yang sehat, berpendidikan untuk mencapai generasi emas 2045," terangnya.

2. Sosialisasikan setop pernikahan dini

IMG_20250611_141118_596.jpg
Sosialisasi pencegahan pernikahan dini di RSUD NTB, Rabu (11/6/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Menurutnya, semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah pernikahan dini. Mulai dari pelajar SMP dan SMA diminta ikut menyebarluaskan bahaya pernikahan dini. Dia berharap tidakbada lagi kasus pernikahan dini demi mewujudkan generasi emas 2045.

"Setelah dari sini sebarluaskan ke teman-teman, saudara, tetangga bahwa jangan ada lagi pernikahan anak usia dini untuk mencapai generasi emas Indonesia 2045. Kemiskinan, stunting, semua bisa bisa dicegah dari pernikahan anak usia dini," ujarnya.

Selvi menjelaskan pernikahan bukan hanya soal cinta tapi membutuhkan kesiapan kesehatan reproduksi, mental, dan finansial. Hal ini perlu dipikirkan sebelum menjalani pernikahan. Karena pernikahan itu dalam jangka waktu seumur hidup dan tanggungjawabnya cukup besar.

"Sosialisasikan terus setop pernikahan dini. Kita ingin kedepannya generasi muda itu tumbuh dengan pendidikan dan kesehatan yang baik. Sehingga kita bisa mencapai Indonesia Emas 2045," tandasnya.

3. Ratusan kasus pernikahan dini di NTB hingga Mei 2025

Ilustrasi pernikahan dini. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi pernikahan dini. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB menyebutkan angka pernikahan dini dalam lima bulan terakhir atau Januari sampai Mei 2025 mencapai 143 kasus.

Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB NTB Sri Wahyuni menyebutkan angka kasus pernikahan dini tertinggi di Bima sebanyak 81 kasus, kemudian disusul Kabupaten Sumbawa 23 kasus.

Selanjutnya, Kabupaten Dompu sebanyak 19 kasus. Kemudian Lombok Barat 9 kasus, Lombok Tengah 7 kasus, Lombok Timur 2 kasus dan Sumbawa Barat 2 kasus.

Sedangkan pada 2024, angka perkawinan anak di NTB mencapai 581 kasus. Dengan rincian Bima 299 kasus, Dompu 130 kasus, Sumbawa 72 kasus, Lombok Barat 49 kasus, Lombok Timur 15 kasus, Lombok Tengah 14 kasus, Kota Mataram dan Sumbawa Barat masing-masing satu kasus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us