Badan Penuh Luka, Lucky Diduga Tewas Dianiaya di Barak TNI NTT

Kupang, IDN Times - Keluarga Sersan Mayor (Serma) Christian Namo harus menghadapi duka tak terperikan jelang Hari Kemerdekaan RI ke-80. Samg putra, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra tewas dengan cara tak wajar, bukan dalam tugas tapi saat menjalani hidup di barak.
Lucky bertugas di Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, sebuah satuan infanteri teritorial pembangunan pertama di wilayah Korem 161/Wira Sakti, di bawah Kodam IX/Udayana.
Sekujur tubuhnya dipenuhi luka-luka tak wajar. Pria 22 tahun ini dirawat intensif sejak tanggal 2 Agustus 2025 dan mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Nagekeo, Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 11.23 WITA.
Kepala Penerangan Kodam IX Udayana, Kolonel Inf Candra menyampaikan duka cita. Ia mengatakan bahwa kasus ini masih dalam penanganan secara intensif. Dia juga mengungkap, para personel yang diduga terlibat tengah menjalani pemeriksaan di Subdenpom Kupang.
"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Prada Lucky Chepril Saputra," terangnya pada Jumat (8/8/2025).
Menurut Candra, kejadian yang terjadi di satuan infanteri teritorial pembangunan pertama di wilayah Korem 161/Wora Sakti di bawah Kodam IX/Udayana itu menjadi perhatian serius bagi Kodam IX/Udayana dan jajaran.
"Perlu kami sampaikan bahwa kami telah mengetahui kejadian tersebut dan saat ini kasusnya sedang ditangani secara intensif," terangnya.
1. Baru dilantik

Lucky baru resmi dilantik sebagai anggota TNI AD pada Juni 2025 pascapendidikan militer di Rindam IX/Udayana, Singaraja, Bali. Anak kedua dari 4 saudara ini dikenal sebagai sosok yang sopan dan peduli pada keluarganya.
Ia sempat menjadi pekerja di sebuah minimarket sebelum bergabung dengan anggota TNI. Ia dikenal gigih membantu menafkahi kehidupan keluarganya.
Ayahnya, Serma Christian Namo, adalah seorang anggota TNI yang sudah 31 tahun mengabdi. Ia kini aktif bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
Sementara Lucky beserta ibu dan saudaranya tinggal di komplek Asrama Militer TNI AD atau yang dikenal Asrama Tentara Kuanino yang terletak di Kota Kupang. Kediaman mereka kini jadi rumah duka di mana jenazah Lucky disemayamkan.
Rafael Davids, paman dari Lucky, saat diwawancarai, Kamis (7/8/2025), mengungkap Lucky enggan menjadi tentara. Ibunya, Sepriana Paulina Mirpey, pun membujuk Lucky untuk dapat mengikuti jejak ayahnya.
Ibunya juga membantunya menyiapkan berbagai berkas dan persyaratan, namun Lucky tak mempedulikan itu. Pada akhirnya, putra pertama mereka ini mengalah dan mulai mengikuti tes Februari 2025 lalu hingga lulus. Mereka juga sempat membuat perayaan syukuran kelulusannya di rumah itu.
"Dia harapan dari mamanya karena adik-adiknya masih kecil sehingga bisa biayai. Kakak perempuannya sudah menikah," jawab Rafael di rumah duka.
Rafael mengatakan pihak keluarga tak diberi tahu soal keberadaan Lucky yang sudah mendapat perawatan intensif di RSUD Aeramo. Ibunda Lucky pun berinisiatif berangkat ke Nagekeo karena sangat khawatir dengan kondisi anaknya yang tidak jelas.
"Tidak ada yang dikasih tahu anak ini sudah masuk ICU dari tanggal 2. Mamanya justru yang merasa ada yang ganjil terus dapat mimpi tidak baik begitu. Sudah, langsung putuskan ke Nagekeo tanggal 3 itu untuk cek dia di barak dan baru ketahuan dia ternyata di ICU," lanjutnya.
2. Luka sayatan hingga urine berwarna hitam

Sepriana mendapati anaknya di rumah sakit dalam kondisi tak berdaya, tak sadarkan diri, tubuh penuh luka dari telinga, leher, dada hingga dengan paha bagian dalam. Buah hatinya itu tampak mengenaskan. Ia juga mengeluarkan urine berwarna hitam sejak dirawat.
"Luka lebam di sekitar rusuk, leher, memar di leher, muka bengkak, ada luka sayatan dan api rokok. Dari foto-foto itunya benar-benar ngeri, tidak wajar," sebutnya.
Menurut pengakuan Sepriana kepada Rafael, kondisi Lucky sempat membaik pada Selasa (5/8/2025) dan warna urin atau kencingnya mulai normal kembali. Namun keesokkannya pemuda itu meninggal dunia.
"Karena sempat rencananya rujuk untuk cuci darah ke Maumere," lanjut Rafael.
3. Meninggal saat ayahnya tiba di rumah sakit

Serma Christian Namo juga menyusul ke rumah sakit. Ia tiba di ruang ICU di mana anaknya dirawat. Ia berseragam lengkap saat menengok anaknya yang dalam kondisi kritis. Tak berselang lama, ia menemukan Lucky tak lagi bernyawa. Tak sempat ia menyampaikan apa-apa kepada putranya itu.
"Putus napas (meninggal, red) tanggal 6 Agustus kemarin itu pas waktu bapaknya sampai di rumah sakit," tambah dia.
Christian lalu mengurus pemulangan jenazah anaknya itu ke Kota Kupang menggunakan penerbangan dari Kabupaten Ende. Sebab belum ada penerbangan dari Nagekeo.
4. Belum ada penjelasan resmi terkait penyebab kematian Lucky

Hingga Kamis (7/8/2025) pihak keluarga belum mendapat jawaban resmi dari TNI AD mengenai kondisi mengenaskan yang menyebabkan kematian Prada Lucky. Keluarga hanya mengetahui informasi yang beredar mengenai adanya peran belasan senior di balik kematian Prada Lucky.
"Dari berita saja yang kita pantau. Belum ada pemberitahuan yang resmi dari mereka," imbuhnya lagi.
Rafael secara pribadi dan mewakili keluarga besar meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya karena kematian anak mereka.
"Lebih baik kita tahu anak ini meninggal karena tugas di Papua tapi ini di daerah sendiri, di tangan teman sendiri, bukannya ini biadab?" ungkap dia.
5. Jenazah dibawa ke dua rumah sakit

Jenazah Prada Lucky tiba di Bandara El Tari Kupang pukul 14.00 WITA, Kamis (7/8/205) bersama kedua orangtuanya. Tangis keluarga pecah saat kedatangan jenazah Lucky di ruang kargo. Prada Lucky juga diterima secara militer.
Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Wira Sakti Kupang yang rencananya untuk mendapatkan tindakan forensik. Namun sesampainya di sana, pukul 14.50 WITA, tak ada tindakan dimaksud. Keluarga diinformasikan soal tak adanya dokter forensik.
Christian pun kesal dan meluapkan amarahnya. Ia meminta jenazah anaknya itu diangkut kembali ke dalam mobil jenazah. Ia bersikeras anaknya di bawah ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Jenazah Prada Lucky tiba di rumah sakit milik kepolisian itu pukul 15.05 WITA. Jenazah sudah diizinkan untuk dibawa ke ruang jenazah untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
Namun kemudian jenazah dibawa pulang ke rumah duka dan tak mendapat penanganan forensik hari itu. Saat itu beberapa petinggi menelepon rekan Christian dan membujuknya untuk tenang dan membawa Lucky kembali ke Rumah Sakit Wira Sakti Kupang. Namun Christian memutuskan agar jasad anaknya dibawa pulang sore itu juga. Jenazah Prada Lucky tiba rumah duka di kompleks Asrama Tentara Kuanino pukul 15.36 WITA.