Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

370 Warga Bima Positif TBC, 3 Orang Meninggal Dunia

Ilustrasi TBC. (Kemkes.go.id)
Ilustrasi TBC. (Kemkes.go.id)
Intinya sih...
  • Virus TBC rawan menular pada usia produktif
  • Mudah disembuhkan jika dini diobati
  • Pengobatan TBC gratis

Bima, IDN Times – Sebanyak 370 warga Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dinyatakan positif mengidap Tuberkulosis (TBC). Dari jumlah tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Saat ini, ratusan pasien TBC sedang menjalani pengobatan dan pengawasan oleh tim kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima.

"Warga positif TBC yang sedang diobati sekarang 370 orang. Sementara meninggal dunia 2024 lalu, 3 orang. Untuk 2025 ini, Alhamdulillah belum ada pasien meninggal," ungkap Kepala Bidang (Kabid) P2PL Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah, saat dihubungi IDN Times, Kamis (12/6/2025).

Menurut Alamsyah, ketiga pasien yang meninggal dunia pada 2024 itu meninggal dalam penanganan medis karena kondisi mereka sudah cukup parah. Sebelumnya, mereka sempat menjalani pengobatan secara mandiri di rumah masing-masing.

1. Virus TBC rawan menular pada usia produktif

Ilustrasi TBC/sumber AI GPT
Ilustrasi TBC/sumber AI GPT

Alamsyah menjelaskan bahwa 370 pasien yang sedang diobati saat ini terdeteksi melalui pemeriksaan dini terhadap warga yang terindikasi TBC. Mereka tersebar di sejumlah wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Sape, Woha, Monta, hingga Bolo.

Penularan virus TBC umumnya terjadi melalui droplet saat penderita batuk atau bersin, terutama ketika berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, ia menilai tidak heran jika mayoritas penderita berasal dari kalangan usia produktif, yang memiliki intensitas interaksi sosial lebih tinggi di luar rumah.

"Penularan virus TBC cenderung ke usia produktif, karena interaksi mereka di luar rumah tinggi sehingga mudah terpapar virus," bebernya.

2. Mudah disembuhkan jika dini diobati

ilustrasi pengobatan zoonosis (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi pengobatan (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Menurut Alamsyah, kesadaran masyarakat Bima dalam mencegah penyakit TBC masih tergolong rendah. Banyak warga yang menganggap batuk dan pilek sebagai penyakit ringan, tanpa menyadari bahwa gejala tersebut bisa menjadi tanda awal infeksi TBC.

Akibatnya, pasien baru datang berobat ketika kondisi sudah cukup parah. Padahal, TBC bisa disembuhkan sepenuhnya apabila segera ditangani sejak dini di fasilitas kesehatan.

"Kalau cepat dicegah dengan cara diobati di puskesmas atau RS, penyakit TBC cepat disembuhkan," terang mantan Kepala Puskesmas Soromandi ini.

3. Pengobatan TBC gratis

ilustrasi pengobatan medis (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi pengobatan medis (pexels.com/Anna Shvets)

Alamsyah mengimbau masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek berkepanjangan agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Semua layanan dan fasilitas pengobatan TBC disediakan secara gratis.

"Biaya perawatan pasien semuanya gratis, karena penanganan kasus TBC ini kami bekerja sama dengan pihak terkait dari Amerika," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us