Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gubernur NTT Heran Ada Siswa SMA Belum Bisa Membaca dan Menulis

Siswa sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kupang dalam proses belajar di kelas. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Siswa sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kupang dalam proses belajar di kelas. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Kupang, IDN Times - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyoroti penurunan kualitas literasi dan pendidikan di wilayahnya, terutama di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia bahkan mengungkapkan keprihatinan bahwa ada siswa SMA yang belum memiliki kemampuan dasar membaca dan menulis.

Melki mengungkap ini saat bertemu dengan para pengawas, kepala sekolah, dan ketua OSIS SMA/SMK/SLB se-Kabupaten Ende di Aula Batara SMA Negeri 1 Ende, Kamis (18/9/2025). Ia heran mengapa sampai jenjang menengah masih ada yang belum bisa membaca dan menulis.

1. Ancaman bagi NTT

Gubernur NTT Melki Laka Lena saat di Ende. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)
Gubernur NTT Melki Laka Lena saat di Ende. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)

Melki menilai kondisi sekarang berbeda dengan masanya dulu yang mana lulusan SD pun sudah dapat dipastikan bisa membaca dan menulis.

"Sekarang, jangankan SD, di tingkat SMP dan SMA bahkan tidak bisa baca tulis dengan baik," ujar Melki.

Kondisi ini, tambahnya, akan berimbas pada kualitas lulusan perguruan tinggi dan dapat mengancam masa depan NTT.

"Kita sekarang memanen (lulusan, red) anak-anak kuliah yang kemampuan membaca dan berhitung tidak baik-baik saja. Dengan situasi model begini, kita bisa membayangkan masa depan NTT seperti apa," tegasnya.

2. Alokasi dana lebih besar

Seorang murid SMA menyampaikan pertanyaan kepada Gubernur NTT. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)
Seorang murid SMA menyampaikan pertanyaan kepada Gubernur NTT. (Dok Humas Setda Provinsi NTT)

Melki mengungkap APBD NTT saat ini telah mengalokasikan Rp2,3 triliun anggaran khusus untuk pendidikan. Ia berharap ini berpengaruh pada peningkatan kualitas guru sehingga dapat mengatasi masalah ini.

"Jadi untuk sektor pendidikan Rp2,3 triliun dari total APBD Rp5 triliun. Jadi teman-teman di sektor pendidikan dapat lebih besar daripada sektor-sektor lainnya," sebut dia.

Ia juga mendorong setiap sekolah untuk mengembangkan program kewirausahaan atau Program One School One Product sebagai tambahan penghasilan dan dukungan terhadap kreativitas siswa.

3. Anak putus sekolah juga tinggi

Para murid Sekolah Rakyat di Kupang menjalani hari pertamanya di Sentra Efata Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Para murid Sekolah Rakyat di Kupang menjalani hari pertamanya di Sentra Efata Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, menyatakan 145 ribu anak-anak tidak bersekolah (ATS). Kemiskinan atau faktor ekonomi jadi salah penyebab sehingga banyak dari mereka yang terpaksa bekerja atau jadi buruh di usai dini.

ATS tertinggi di NTT ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan 22.459 anak, diikuti Sumba Barat Daya dengan 13.900 anak, dan Kabupaten Kupang dengan 11.628 anak. Ia menyebut data ini dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP).

"Karena 145 ribu lebih anak kita di NTT ini belum menikmati hak atau mengakses pendidikan," kata dia.

Sementara tingkat literasi murid SMA di NTT masih sangat rendah. Berdasarkan asesmen Kemendikbudristek pada 2022 terhadap 33.433 siswa SMA di NTT, kata dia, kurang dari 50 persen siswa telah mencapai batas kompetensi minimum dalam literasi membaca.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

Gubernur NTT Heran Ada Siswa SMA Belum Bisa Membaca dan Menulis

19 Sep 2025, 08:26 WIBNews