Wisatawan Sebut Sembalun Kotor dan Jorok, BPPD: Tak Bisa Kerja Sendiri

Lombok Timur, IDN Times - Publik Lombok Timur (Lotim) dihebohkan dengan unggahan video viral di media sosial, yaitu seorang wisatawan asal luar daerah yang menyebut kawasan wisata Sembalun kotor dan jorok. Video ini menjadi sorotan karena Sembalun dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Gumi Selaparang.
Video berdurasi 21 detik tersebut diunggah oleh akun Lubis-Lubis. Dalam video itu terlihat wisatawan tersebut dengan tegas menyatakan kekecewaannya saat berwisata ke Sembalun karena kondisinya yang kotor dan banyak sampah. Meskipun kotor dengan sampah, ia juga mengakui keindahan alam yang dimiliki kawasan tersebut.
Video ini dengan cepat menyebar luas dan telah dibagikan sebanyak 81 kali dan memicu perdebatan di kalangan warganet. Banyak warganet ikut memberikan komentar dan menyoroti berbagai aspek terkait kebersihan di Sembalun.
1. Pengelola harus menyediakan petugas khusus sampah

Menanggapi keluhan wisatawan ini, penggiat wisata Lotim, Maat Adnan menegaskan pengelola tempat wisata tidak boleh menyalahkan pengunjung, sebab mereka membayar. Karena itu, pengelola wajib menyediakan petugas khusus yang menangani persoalan sampah.
"Terkait sampah ini, siapa yang membawa sampah, yang pastinya pengunjung membawa sampah. Makanya kewajiban pengelola wisata di Sembalun wajib untuk menyiapkan tempat sampah," sebutnya.
Ditegaskan Adnan, segala hal terkait dengan lokasi wisata merupakan tanggung jawab pengelola. Pengunjung hanya datang untuk menikmati apa yang disajikan oleh pengelola.
"Tidak bisa menyalahkan pengunjung, karena mereka membayar, segala hal itu merupakan tanggungjawab pengelola," tegasnya.
2.Perkuat kebijakan di tingkat desa

Menanggapi persoalan sampah ini ,Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim Yogi Birrul Walid Sugandi mengatakan, masalah sampah bukan hanya isu lokal, tetapi juga global. Masalah ini mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak destinasi wisata di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang.
Yogi menekankan pentingnya sistem pengelolaan sampah yang efektif di kawasan wisata. Sistem yang ada harus lima kali lipat lebih baik dibandingkan desa non-pariwisata.
Kebijakan di tingkat desa, menurutnya, harus diperkuat agar pengelolaan sampah dapat teratasi dengan baik. Inisiatif ini diharapkan membawa perubahan signifikan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Meskipun BPPD telah melakukan audiensi dan kolaborasi antar desa untuk menangani masalah ini, Yogi mengakui pelaksanaan kebijakan masih rendah, karena tantangan dalam implementasi kebijakan sering kali disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia.
"Kami tahu pengelolaan sampah di Sembalun belum maksimal, ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama," ungkapnya.
3. Ajak masyarakat berperan aktif jaga kebersihan

Yogi mengajak semua elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga kebersihan kawasan wisata. Dia menekankan bahwa kesadaran dan partisipasi masyarakat adalah kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri, dukungan dari masyarakat dan pemerintah desa sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman," harapnya.
Dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan manajemen sampah, BPPD berharap Sembalun kembali menjadi tujuan wisata yang menawarkan keindahan dan kebersihan. Upaya ini diharapkan memperbaiki citra Sembalun di mata wisatawan, sehingga menarik lebih banyak pengunjung.
"Mari kita jaga Sembalun agar tetap menjadi tempat yang indah dan bersih bagi semua pengunjung," tutup Yogi.



















