Atasan Prada Lucky Sempat Siksa Saksi Kunci dengan Cabai di Area Sensitif

- Prada Richard menceritakan peran Made Juni dalam menyiksa dirinya dan Prada Lucky.
- Made Juni memerintahkan untuk melumuri kemaluan dan anus Prada Richard dengan cabai.
- Prada Lucky dibawa kembali oleh terdakwa setelah sempat kabur, sementara Made Juni ikut antar jasadnya ke Kupang.
Kupang, IDN Times - Letnan Dua (Letda) Made Juni Arta Dana, atasan langsung dari korban tewas Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan saksi kunci, Prada Richard Junimton Bulan, turut didakwa bersama 17 tersangka lainnya.
Made Juni merupakan perwira yang turut mengantarkan jenazah Prada Lucky dari Nagekeo ke Kota Kupang bersama orang tua Prada Lucky. Ia juga menjadi pihak yang beberapa kali mentransfer uang kepada Sepriana Paulina Mirpey, ibu dari Prada Lucky, untuk keperluan ibadah pemakaman.
Dalam fakta persidangan, ternyata Made Juni turut berperan memeriksa dan menyiksa Prada Richard. Richard menyebut area sensitifnya dilumuri dengan cabai oleh Made Juni.
1. Terpaksa berbohong

Prada Richard menyampaikan peran dari Made Juni. Made Juni menjadi salah satu terdakwa yang disidangkan di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (28/10/2025).
Ia menceritakan kejadian pada 28 Juli 2025. Pada jam 9 malam itu, seorang terdakwa Pratu Imanuel Nimrot Laubora membawa mereka ke ruang staf intel dan di sana ada Letda Made Juni Arta Dana.
Ia di sana dipaksa untuk mengakui perbuatannya. Prada Richard sempat menolak akan tetapi karena ia terus-menerus disiksa, maka ia terpaksa berbohong.
"Saya ditanya berapa kali LGBT tapi saya terpaksa berbohong supaya tidak dipukuli lagi. Kami dicambuk saat tidak mengaku sekitar 5 sampai 6 kali. Setelah saya berbohong langsung terdakwa berhenti," kata dia.
2. Lumuri area sensitif dengan cabai

Made Juni memerintahkan Imanuel Nimrot Laubora untuk mengambil cabai di dapur. Nimrot memerintahkan lagi Prada Egianus Kei yang satu letting dengan Prada Richard. Perintah ini sekitar jam 21.15 WITA.
"Dia perintah, 'kamu ke dapur ambil cabai, diulek, bawa ke sini,' lalu saya disuruh telanjang," kata Prada Richard meniru perintah Made Juni.
Richard terpaksa menurunkan celana hingga lutut. Lalu teman lettingnya Egianus itu diperintahkan Made Juni lagi untuk mengoleskan cabai di area sensitifnya.
"Saya disuruh nungging dan membuka pantat langsung dilumuri dia (cabai) ke anus saya, lalu saya diperintahkan pakai celana. Itu pedis (pedas) dan panas saya rasa. Kami disuruh berdiri lalu digabungkan dengan mendiang Prada Lucky," jelas dia.
3. Saksi bertemu Prada Lucky yang sempat kabur

Prada Lucky dibawa dari ruang staf pers oleh terdakwa Pratu Poncianus Allan Dadi ke ruang staf intel sehingga Richard bertemu dengan Lucky. Saat itu Richard baru mengetahui Lucky yang sempat kabut dari barak telah dibawa kembali.
Made Juni keluar dari ruangan. Saat itu Poncianus Allan Dadi menendangnya dengan kaki kanan di telinga kiri lalu keluar ruangan. Poncianus juga sempat mencambuk mereka dengan van belt atau tali kompresor.
"Dia tendang dengan sepatu PDL ke arah telinga. Izin dia bilang 'kamu tipu saya ya' sambil tendang. Terdakwa masuk langsung bilang begitu. Saya tidak tahu alasan dia tendang," tandasnya.
4. Ikut antar jasad Prada Lucky ke Kupang

Dalam persidangan sebelumnya, ibu Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menyebut Made Juni ikut mengantar jasad Lucky ke Kota Kupang.
Sepriana hadir pada sidang pemeriksaan saksi atas terdakwa Ahmad Faisal selaku Komandan Kompi A di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sidang ini berlangsung Senin (27/10/2025).
Dalam keterangannya, Made Juni mengaku kepada orangtua Prada Lucky bahwa ia adalah perwakilan dari batalion.
Pada saat yang sama Sepriana membenarkan Made Juni mendampingi keluarga beberapa hari. Made Juni juga sempat mentransfer uang untuk ibadah di rumah duka.
















