Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

UPTD Pemprov di Gili Trawangan Diharapkan Fokus Kejar PAD

Tiga gili yang ada di Lombok Utara yang biasa disebut Gili Tramena (http://www.klikhotel.com/)

Mataram, IDN Times - Anggota Komisi III DPRD NTB Bidang Keuangan dan Perbankan, Lalu Wirajaya, mengharapkan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Pemprov di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara bisa lebih fokus mengejar Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Ingat, total nilai aset Pemprov NTB di Gili Trawangan saja angkanya sebesar Rp2,3 triliun. Ini merujuk perhitungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tahun 2018, tapi yang masuk ke kas daerah sebagai PAD sangat minim. Maka, kita minta UPT yang baru terbentuk dapat lebih fokus dan serius untuk mengurus hal itu," ujar Wirajaya seperti dikutip dari ANTARA pada Sabtu (10/12/2022).

Ia menilai langkah Pemprov NTB, dalam membentuk UPTD di kawasan Tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, sudah tepat. Hanya saja, pembentukan satu UPTD baru itu harus disertai dengan kemampuan mengoptimalkan PAD di salah satu destinasi wisata unggulan pariwisata di NTB itu.

"Setelah UPTD terbentuk, kami mendorong agar Pemprov, mulai fokus untuk melakukan inventarisasi potensi PAD di Gili Trawangan," katanya.

1. Fokus tingkatkan kinerja

ilustrasi semangat bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut dia, ketika kinerja baik, fokus dan serius, maka angka peningkatan pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp254 miliar di APBD tahun 2023, sangat masuk akal.

"Saya optimis bisa lebih dari angka itu, asalkan sistem yang harus di bangun harus jelas. Selain itu, sumber daya manusianya juga harus sesuai dan mumpuni. Termasuk, sarana dan prasarananya juga harus memadai seperti kantor UPT-nya harus representatif," tegas Wirajaya.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN Bidang Pengadaan Tanah, Arie Yuriwin, saat bertemu dengan masyarakat dan pelaku usaha di Gili Trawangan menjelaskan status tanah tersebut.

Menurutnya, para pelaku usaha di Gili Trawangan ke depan harus menjalin perikatan perjanjian kerja sama dengan Pemprov NTB sebagai pemegang Hak Penggunaan Lahan (HPL) yang diberikan oleh pemerintah.

Sebab, di atas lahan dengan status HPL tersebut kata Arie, ke depannya dapat diberikan hak guna bangunan dan hak pakai atas nama pihak ketiga berdasarkan perjanjian pemanfaatan lahan.

"Bahwa atas HPL tersebut pemda juga berhak untuk memungut uang retribusi, uang tahunan untuk pengolahan lahan kepada pihak-pihak yang bekerja sama memanfaatkan lahan ini," kata Arie.

2. Pembatalan HGB PT GTI diproses

Ilustrasi berkas proposal (pexels.com/Ekaterina Bolovtsova)

Arie juga memastikan, proses tersebut tidak akan terlalu lama sehubungan dengan pihaknya yang telah memproses usulan dari Gubernur NTB untuk membatalkan Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT GTI.

Arie memaparkan, bahwa sejak 1995 telah diterbitkan HGB atas nama PT GTI seluas 650 ribu meter persegi atau 65 hektar dari keseluruhan aset pemprov NTB seluas 750 ribu meter persegi dengan total nilai aset sebesar Rp2,3 triliun berdasarkan perhitungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara pada tahun 2018. HGB diterbitkan atas dasar perjanjian kerja sama produksi antara Pemprov NTB dengan PT GTI.

"Seharusnya pemegang HGB ini mempunyai kewajiban mengelola dan memanfaatkan tanah sesuai apa yang diperjanjikan," ujarnya.

3. Indikasi kerugian negara

ilustrasi transaksi. (IDN Times/Aditya Pratama)

HGB tersebut diberikan untuk masa 30 tahun dan akan berakhir di tahun 2025. Tetapi kata Arie, karena pemegang HGB tidak memanfaatkan dan menggunakan tanah tersebut selama kurang lebih 27 tahun ini, kemudian secara fisik di lapangan terjadi pemanfaatan penggunaan lahan oleh oknum.

"Selama 27 tahun ini ada kerugian negara, karena yang seharusnya uang retribusi dan uang tahunan itu diterima oleh pemda sebagai PAD, tidak disetorkan," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us