Sementara itu Ketua Tim DASHAT Kampung KB Samanu Desa Rensing Raya Harianti mengatakan program DASHAT ini merupakan salah satu program yang sedang digalakkan Pemkab Lombok Timur dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) untuk mengatasi persoalan stunting dan mencegah adanya kasus-kasus baru.
"Di Kampung KB Samanu Desa Rensing Raya ini ada 13 orang yang menjadi sasaran program DASHAT ini diantaranya ibu hamil, keluarga rentan, ibu menyusui, ibu nifas dan ibu yang ada anaknya stunting," ujarnya.
Pada pelatihan DASHAT ini, ibu-ibu diberikan pelatihan bagaimana cara memasak masakan sederhana yang biasa dimasak sehari-hari seperti sayur mayur, daging dan ikan untuk mendapatkan gizi seimbang sehingga gizi semua keluarga bisa terpenuhi.
Selama ini, kata dia, cara memasak masyarakat banyak yang masih keliru, sehingga masakan yang dimasak tidak mengandung gizi yang seimbang. Dicontohkan dalam memasak sayur kelor, sebagian besar ibu-ibu memasaknya dengan waktu yang cukup lama, sehingga vitamin yang ada dalam sayur itu hilang. Padahal kata dia memasak kelor yang baik itu hanya butuh beberapa menit saja setelah dimasukkan ke dalam air mendidih.
“Melalui pelatihan ini juga kami harapan makanan sederhana itu bisa diolah dan dikreasikan oleh para ibu-ibu supaya anaknya tidak mudah bosan dan tentu makanan itu juga harus bergizi supaya kasus stunting ini bisa ditekan,” ungkapnya.
Pelatihan pengelolaan DASHAT ini dilakukan secara serentak di 90 kampung KB yang tersebar di 21 kecamatan di Lombok Timur. Adanya program ini kata dia, sangat disambut antusias oleh para ibu-ibu dan pemerintah desa. Diharapkan dengan adanya program ini kasus stunting di Lombok Timur bisa ditekan sehingga pada tahun 2024 mendatang target nasional yakni 14 itu bisa di capai bahkan melalui target.
“Nanti makanan yang telah kita masak ini akan dimakan langsung secara bersama-sama. Kemudian para peserta ini nabati akan diberikan bantuan berupa uang saku, telur dan makanan-makanan lainnya,"pungkasnya.