Sampah dari Hotel, Resto, dan Katering di Kupang Capai 26 Ton Sehari

Kupang, IDN Times - Sektor perhotelan, restoran, dan katering di Kota Kupang menyumbang 11 persen timbulan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Alak. Jumlah ini terbanyak ketiga setelah sampah dari sektor rumah tangga dan pasar.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Kupang, Ignasius Repelita Lega, mengungkap ini dalam keterangannya, Jumat (5/9/2025), di Kupang.
Ia menyebut sektor ini telah mendapat sosialisasi pengelolaan sampah di Aula T-More, Hotel Sahid T-More, Kamis (28/8).
1. Capai 26,67 ton per hari

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024, jelas Ignas, capaian sampah dari sektor hotel, perhotelan dan katering bisa mencapai 26,67 ton per hari. Seluruhnya dibuang ke TPA Alak yang saat ini sudah kelebihan kapasitas.
Dengan pelatihan tersebut diharapkan sampah-sampah dari sektor ini terlebih dahulu dipilah sebelum akhirnya dibuang.
“Karena kondisi ini jelas tidak bisa kita biarkan,” tegasnya.
Nantinya praktik pengelolaan sampah yang baik bisa membuka peluang usaha dan mendapat apresiasi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup.
2. Sampah terbanyak dari rumah tangga

Sementara Pemkot Kupang kini membuat Bank Sampah Unit (BSU) di berbagai kelurahan. Program ini dilakukan bersama Bank Sampah Mutiara Timor dan Plan International. Tujuannya untuk mengurangi sampah yang sebelumnya dibuang tanpa melalui daur ulang.
Saat ini sektor terbanyak penghasil sampah ialah dari sektor rumah tangga. Ia menyebut 48-50 persen sampah di TPA Alak berasal dari rumah tangga yang menghasilkan sampah 106 ton sehari. Kemudian sektor pasar dan perdagangan yang menghasilkan 42 ton sampah sehari atau berkontribusi 14 persen di TPA Alak. Ketiga adalah sektor perhotelan, restoran dan katering.
"Selama 100 hari pertama kepemimpinannya, Pak Wali Kota sudah membentuk Satgas Penanganan dan Pengurangan Sampah juga untuk yang mengawal roadmap persampahan secara menyeluruh," tukasnya.
3. Beri insentif tambahan

Ia menyebut Wali Kota Kupang, Christian Widodo, juga memberi insentif tambahan bagi para tenaga kebersihan yang jadi ujung tombak menangani sampah.
"Mereka menjadi garda terdepan menjaga kota sehingga pemerintah memberikan tambahan insentif sebesar Rp 500 ribu," tegas Ignas.
Pemkot Kupang juga telah menerapkan aplikasi persampahan berbasis GPS untuk 50 armada pengangkut sampah. Ada pula dukungan ratusan unit tempat sampah dari berbagai pihak, dua unit motor sampah dari KB Bank, serta bantuan instalasi pengolahan sampah dari GIZ Jerman.
"Sehingga transparansi dan efisiensi pengelolaan semakin terjamin. Selain itu, penguatan bank sampah dan sarana kebersihan terus dilakukan melalui pendirian BSU di 15 kelurahan," tukasnya.