Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fakta Baru Sidang Prada Lucky: Pemeriksaan HP Jadi Pemicu Tuduhan LGBT

Komandan Peleton, Letda Inf. Roni Setiawan, dicerca oditur saat sidang Prada Lucky.
Komandan Peleton, Letda Inf. Roni Setiawan, dicerca oditur saat sidang Prada Lucky. (Dok Dilmil Kupang)
Intinya sih...
  • Letda Roni mengakui memeriksa HP Prada Lucky tanpa izin dan menemukan percakapan yang dianggap menyimpang.
  • Prada Lucky disuruh merayap oleh Komandan Kompi A, Lettu Ahmad Faisal, dan Roni kena bentak oleh Oditur Alex Panjaitan.
  • Roni sempat menyemangati Prada Lucky di rumah sakit sebelum meninggal, namun kesaksiannya dipertanyakan oleh Oditur dan hakim.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo kembali digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (4/11/2025). Dalam sidang tersebut, Komandan Peleton Letda Inf. Roni Setiawan mendapat pertanyaan tajam dari Oditur Militer, Letkol Chk Alex Panjaitan, usai memberi kesaksian.

Letda Roni dihadirkan sebagai saksi setelah sebelumnya absen pada persidangan pekan lalu. Dalam kesaksiannya, terungkap bahwa ia menjadi orang pertama hingga munculnya tudingan LGBT di lingkungan anak buahnya. Perwira ini yang memeriksa handphone (HP) milik Prada Lucky hingga menuding korban terindikasi penyimpangan seksual.

1. Buka chat WA dengan alasan razia judol,

Komandan Peleton, Letda Inf. Roni Setiawan, dicerca oditur saat sidang Prada Lucky.
Komandan Peleton, Letda Inf. Roni Setiawan, dicerca oditur saat sidang Prada Lucky. (Dok Dilmil Kupang)

Roni mengaku memeriksa HP Prada Lucky pada malam 27 Juli 2025 atas permintaan Dansi Intel, Sertu Thomas Awi. Alasannya, untuk menelusuri kemungkinan keterlibatan anggota dalam judi online.
Namun, dari pemeriksaan itu, Roni justru membuka pesan WhatsApp pribadi dan menemukan percakapan yang menurutnya mengarah pada “penyimpangan seksual”.

“Saya periksa HP untuk antisipasi judi online. Saat itu ada notifikasi WA, lalu saya lihat percakapan dan foto tanpa baju. Kami laporkan ke atasan,” ujar Roni di persidangan.

Oditur langsung mempertanyakan dasar hukum pemeriksaan HP tanpa izin dan menilai tindakan Roni melanggar privasi prajurit.

“Apakah di barak tidak pakai baju itu aneh?” tanya Oditur.
“Siap, tidak aneh,” jawab Roni singkat.

2. Komandan pleton melaporkan ke atasannya

Para oditur di sidang Prada Lucky.
Para oditur di sidang Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Dari laporan Roni inilah, Prada Lucky yang bertugas di dapur dipanggil oleh Komandan Kompi A, Lettu Ahmad Faisal. Dalam sidang sebelumnya, Ahmad mengaku mencambuk Prada Lucky saat apel malam. Namun Roni membantah melihat langsung peristiwa itu dan menyebut korban hanya diperintahkan merayap sejauh 25 meter.

Roni juga mengaku tidak tahu saat Dansi Intel Sertu Thomas Awi datang menjemput Prada Lucky di lapangan, meski saksi lain menyatakan Awi hadir malam itu.

“Jujur saja! Yang lain sudah kami periksa. Datang tidak Dansi Intel ke lapangan?” tanya Oditur Alex Panjaitan.
Roni akhirnya mengaku bahwa Dansi Intel memang datang malam itu.

3. Datang menyemangati di rumah sakit

17 terdakwa di sidang kelima kasus kematian Prada Lucky.
17 terdakwa di sidang kelima kasus kematian Prada Lucky. (Dok Dilmil Kupang)

Oditur kembali menegur Roni karena dianggap tidak berperan aktif saat anak buahnya disiksa.
“Saksi ini komandan peleton loh, perpanjangan tangan komandan batalion. Harusnya memperhatikan, jangan cuek!” ujar Oditur lagi.

Roni mengaku terakhir melihat Prada Lucky pada 29 Juli 2025 ketika hendak dipindahkan ke rumah jaga. Ia sempat menanyakan kondisi korban, tetapi tidak mendapat jawaban. Setelah itu, Roni mengaku tidak lagi mengecek keadaan Lucky.

“Hanya serah terima begitu saja? Tidak tanya lagi ke anak buah lain? Komandan peleton kok seperti itu?” kata Oditur.

4. Komandan peleton hanya jenguk korban di rumah sakit

Belasan anggota TNI jalani persidangan terkait kematian Prada Lucky
Belasan anggota TNI jalani persidangan terkait kematian Prada Lucky

Roni mengatakan sempat menjenguk Prada Lucky di RSUD Aeramo, Nagekeo, pada 3 Agustus 2025 pukul 12.00 WITA. Ia menyemangati korban dan menawari makan.
“Saya bicara menyemangati dia, tapi katanya sudah kenyang. Saya di sana sekitar 15 menit,” ujar Roni.

Pada 5 Agustus dini hari, Roni kembali ke rumah sakit dan melihat Prada Lucky sudah berada di ruang ICU. Ia berjaga hingga korban dinyatakan meninggal dunia pada 6 Agustus 2025.

Hakim anggota, Kapten Chk Dennis Carol Napitupulu, kemudian menegaskan bahwa tindakan Letda Roni memeriksa HP tanpa izin dan membuat asumsi soal LGBT menjadi pemicu rangkaian kekerasan yang menewaskan Prada Lucky.

“Terlepas dari apa yang ditemukan dengan cara itu, akibatnya ada prajurit yang mati. Anda paham konsekuensi dari perbuatan dan kesaksian Anda hari ini?” tegas hakim.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest News NTB

See More

Fakta Baru Sidang Prada Lucky: Pemeriksaan HP Jadi Pemicu Tuduhan LGBT

05 Nov 2025, 01:00 WIBNews