NTT Kekurangan Dokter Anestesi, Hanya Ada 47 yang Tersebar di 22 Daerah

- 47 dokter anestesi kebanyakan berstatus pinjaman dari Kemenkes untuk layani 22 kabupaten/kota di NTT.
- Dokter pinjaman cenderung pindah setelah satu atau dua tahun bertugas di NTT, perlu program khusus untuk mencetak dokter spesialis sendiri.
- Kerja sama dengan Undana untuk mencetak dokter spesialis anestesi, prioritas putra-putri daerah dan dukungan beasiswa dari Pemerintah Provinsi NTT.
Kupang, IDN Times - Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan tambahan dokter spesialis anestesi. NTT saat ini hanya memiliki 47 dokter anestesi yang juga kebanyakan statusnya adalah pinjaman.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (Perdatin) NTT, dr. Robinzon G. Fanggidae, kekurangan NTT ini perlu diatasi bersama.
"Dari jumlah 47 dokter anestesi untuk wilayah NTT ini tentunya sangat kurang, karena mereka bukan di kamar operasi saja tapi harus di ICU, urusan nyeri, gawat darurat, dan macam hal," tukasnya, Selasa (23/9/2025).
1. Berstatus pinjaman

Saat ini 47 dokter anestesi ini tersebar di Pulau Timor hingga Sumba, yang mana demi menjawab layanan kesehatan di 22 kabupaten/kota di NTT.
"Di Kupang sendiri ada 13 orang dan di Pulau Sumba, Pulau Flores, itu rata-rata ada satu sampai dua orang," tukasnya.
Dokter anestesi saat ini ada yang berstatus organik atau PNS rumah sakit di NTT. Akan tetapi tak sedikit yang berstatus pinjaman dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau dari Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS), program sukarela untuk pemerataan layanan dokter spesialis di Indonesia.
"Ada pinjaman dari Kemenkes, jadi PGDS dan juga ada yang masih kerja sama dengan universitas," tambah dia.
2. Tidak lama berada di NTT

Dokter pinjaman ini pun tidak lama berada di NTT. Ia menyebut kebanyakan dari dokter-dokter ini pindah setelah satu atau dua tahun bertugas di NTT.
"Ini mau sampai kapan seperti ini? Ini yang makanya kita memikirkan, bagaimana kalau kita yang jadi 'pabrik' atau harus mencetak dokter-dokter kita sendiri," kata dia.
Ia menyebut anak-anak dari daerah patutnya dididik supaya dapat mengabdi di NTT dan dapat didistribusikan secara merata di tempat yang membutuhkannya.
3. Buat program studi khusus

Perdatin NTT saat ini telah menerima kesepakatan dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) untuk berkolaborasi mencetak dokter spesialis ini.
"Ini cita-cita kami sebagai kolegium dengan adanya kerja sama dari Undana sehingga kekurangan dokter anestesi di NTT ini dapat terjawab karena kalau kita meminta bantuan dari luar datang pun mereka tidak akan lama," tukasnya.
Program ini akan memprioritaskan putra-putri dari daerah dan diharapkan dukungan Pemerintah Provinsi NTT lewat beasiswa bagi para dokter spesialis.
Dekan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Undana, dr. Christina Olly Lada, menyebut 15 calon dosen sedang dipersiapkan untuk Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Terapi Intensif. Persiapan ini bekerja sama juga dengan Universitas Udayana (Unud) lewat konsep Academic Health System (AHS).
"Kita rencananya ke depan setelah anestesi ini berjalan kita akan buka untuk obgyn (obstetri dan ginekologi) dan penyakit dalam," sambungnya pada kesempatan yang sama.