Bima, IDN Times - Sekelompok warga Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan blokade jalan. Mereka menutup jalan di depan Kantor Desa Kalampa, Senin (24/2/2025) hingga mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh total.
Dalam aksinya, massa menuntut agar terduga pelaku pelecehan seksual terhadap anak inisial HA (50) ditangkap. Sebelumnya, HA pernah ditahan, namun dilepas kembali oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bima.
Salah satu perwakilan keluarga korban, Putran mengatakan, Polres Bima melepas terduga pelaku tanpa komunikasi awal dengan keluarga korban. Karena itu, keluarga menuntut agar pelaku HA ditahan kembali untuk diproses sesuai ketentuan berlaku.
"Terduga pelaku sudah dibebaskan, bahkan sudah berkeliaran di luar. Kami minta pelaku segera ditahan, kalau gak masalah ini akan panjang," tegas dia saat dikonfirmasi, Senin (24/2/2025).
Kapolsek Woha, AKP Sudirman yang dikonfirmasi membenarkan blokade jalan yang dilakukan sekelompok warga Desa Kalampa. Namun aksi mereka tidak berlangsung lama setelah sejumlah anggota Polsek Woha tiba di lokasi.
"Iya memang benar, tapi cuma sebentar setelah kami turun ke lokasi," kata Kapolsek Woha, AKP Sudirman dikonfirmasi, Senin (24/2/2025).
Menurut dia, massa baru membuka blokade jalan setelah diimbau untuk langsung menanyakan ke Unit PPA Polres Bima yang menangani kasus. Di sana dapat dipastikan, apakah terduga pelaku benar dilepas atau justeru sebaliknya.
"Kalaupun benar sudah dilepas, bisa jadi karena kurang cukup bukti, saksi atau hal lainnya. Makanya mereka lepas yang bersangkutan," terangnya.
Sebelumnya, kasus pelecehan seksual ini terjadi pada 20 September 2024 lalu. Saat itu, pelaku mengadang korban lalu diduga meremas payudara korban.
Pihak keluarga yang tidak terima dengan kejadian itu lalu melaporkan kasus ke Unit PPA Polres Bima. Alhasil, terduga pelaku pun ditangkap, lalu akhirnya dilepas kembali karena dianggap tidak cukup bukti.