Ini Provinsi dengan Angka Stunting Tertinggi, NTB Posisi Berapa?

Mataram, IDN Times - Prevalensi stunting di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penurunan yang cukup tajam pada 2023. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting di NTB turun menjadi 24,6 persen dari tahun 2022 yakni 32,7 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN NTB Lalu Makripuddin di Mataram, Rabu (20/3/2024) mengungkapkan Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin telah melakukan evaluasi percepatan penurunan stunting beberapa hari lalu di Jakarta.
Salah satu yang diekspos adalah hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Sebelum adanya SKI, pemerintah menggunakan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk data stunting.
"Data ini diakui secara resmi menjadi data stunting. Secara nasional, turun angka stuntingnya dibandingkan 2022. Tahun kemarin turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023," sebut Makripuddin.
1. NTB posisi 16 nasional

Makripuddin menjelaskan pada 2023, NTB berada pada posisi 16 nasional tertinggi angka stunting. Angka stunting di NTB lebih rendah dibandingkan Kalimantan Selatan yaitu sebesar 24,7 persen.
"Kita NTB, menurun cukup tajam dari 32,7 persen jadi 24,6 persen. Artinya turun 8,1 persen, penurunan terbaik dibandingkan provinsi lain," terangnya.
2. 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia

Berdasarkan data SKI 2023 yang baru dikeluarkan Kemenkes, 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia, sebagai berikut:
- Papua Tengah 39,4 persen
- Nusa Tenggara Timur 37,9 persen
- Papua Pegunungan 37,2 persen
- Papua Barat Daya 31 persen
- Sulawesi Barat 30,3 persen
- Sulawesi Tenggara 30 persen
- Aceh 29,4 persen
- Papua 28,6 persen
- Maluku 28,4 persen
- Sulawesi Selatan 27,4 persen
3. Targetkan angka stunting turun menjadi 17 persen pada 2024

Makripuddin mengatakan pemerintah pusat menargetkan angka stunting secara nasional turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 ini. NTB sendiri menargetkan angka stunting bisa turun minimal menjadi 17 persen di akhir 2024.
"Mudah-mudahan kita bisa mencapai 14 persen sampai 17 persen. Karena target nasional 14 persen, sedangkan NTB minimal 17 persen pada 2024," harapnya.
Makripuddin berharap kegiatan Bhakti Stunting yang menjadi terobosan Pemprov NTB pada tahun 2023 dapat dilanjutkan pada 2024. Dengan kegiatan Bhakti Stunting, setiap dinas atau badan di lingkup Pemprov NTB punya wilayah binaan desa stunting yang harus dientaskan.
"Sekarang masyarakat sudah memperhatikan gizi ketika hamil dan punya balita. Banyak inisiasi juga dilakukan kabupaten/kota," tandasnya.