Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gunung Api Lewotolok Erupsi 4 Kali, Sejumlah Desa Diminta Waspada

Gunung Api Lewotolok di Lembata 4 kali erupsi hingga pukul 11.54 WITA. (Dok MAGMA Indonesia)
Gunung Api Lewotolok di Lembata 4 kali erupsi hingga pukul 11.54 WITA. (Dok MAGMA Indonesia)

Kupang, IDN Times - Gunung Api Leowotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), 4 kali erupsi mulai pagi hingga siang ini, Jumat (30/5/2025). Erupsi ini disertai dentuman yang terdengar oleh warga sekitar dan petugas di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA).

Masyarakat dari 4 desa yaitu Desa Lamatokan, Jontona, Todanara dan Amakaka diminta menjauhi pusat kawah atau aktivitas dari gunung api yang sedang dalam status Waspada (Level II) ini.

1. Semburan abu yang terus meninggi

Gunung Api Lewotolok dalam map MAGMA Indonesia. (Dok MAGMA Indonesia)
Gunung Api Lewotolok dalam map MAGMA Indonesia. (Dok MAGMA Indonesia)

Petugas PPGA, Wilson Wury Wuthun, dalam laporannya menyebut erupsi ini terjadi pukul 09:20, 10:40, 10:56, dan 11:54 WITA. Erupsi pertama menyemburkan abu setinggi 600 meter. Erupsi kedua dengan semburan abu setinggi 700 meter.

Berselang 16 menit kemudian terjadi erupsi ketiga dengan semburan abu setinggi 800 meter. Kemudian semburan abu naik lagi hingga 900 meter pada erupsi keempat.

"Rata-rata kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat," sebut dia.

2. Imbauan untuk masing-masing desa

Aktivitas Ile Lewotolok, Kamis 20 Maret 2025. (Dok MAGMA Indonesia)
Aktivitas Ile Lewotolok, Kamis 20 Maret 2025. (Dok MAGMA Indonesia)

PPGA lantas mengimbau warga Desa Lamatokan, dan Desa Jontona mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian timur puncak gunung ini.

"Tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km," imbau Wilson.

Kemudian warga Desa Todanara juga tidak boleh beraktivitas atau memasuki sektoral selatan dan tenggara dari gunung ini sejauh 2,5 km. Sementara warga Desa Amakaka diminta menjauhi wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km dari pusat gunung api ini.

3. Hindari potensi lahar

ilustrasi lava yang mengalir saat letusan gunung berapi (pexels.com/Brent Keane)
ilustrasi lava yang mengalir saat letusan gunung berapi (pexels.com/Brent Keane)

Wilson juga mengingatkan masyarakat agar menghindari gangguan pernapasan atau ISPA dan gangguan kesehatan Iainnya. Ia meminta masyarakat selalu menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain agar melindungi mata dan kulit.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung ini juga dimintanya untuk waspada. 

"Agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," tukasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Putra F.D. Bali Mula
Linggauni -
Putra F.D. Bali Mula
EditorPutra F.D. Bali Mula
Follow Us