566 Kosakata Bahasa Sasak, Samawa dan Mbojo Diusulkan Masuk KBBI

Mataram, IDN Times - Sebanyak 566 kosakata bahasa daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) diusulkan masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Selain itu, ada penambahan ratusan kosakata Kamus Bahasa Sasak - Indonesia, Kamus Bahasa Samawa - Indonesia dan Kamus Bahasa Mbojo - Indonesia.
"Kantor Bahasa Provinsi NTB pada tahun 2024 ini, ada 566 usulan kosakata bahasa daerah NTB yang telah dikirim ke redaksi KBBI," sebut Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB Puji Retno Hardiningtyas di Mataram, Senin (2/12/2024).
1. Ribuan kosakata bahasa daerah NTB telah masuk KBBI

Retno menyebut ada ribuan kosakata bahasa daerah NTB yang sudah masuk KBBI dari tiga etnis terbesar di Pulau Lombok dan Sumbawa. Dengan rincian kosakata Bahasa Sasak sebanyak 6.115, kosakata Bahasa Samawa sebanyak 712 dan kosakata Bahasa Mbojo sebanyak 3.670.
Retno menjelaskan sedikitnya penambahan kosakata Bahasa Samawa karena hanya sebanyak itu yang bisa diverifikasi. Dijelaskan, kosakata Bahasa Samawa banyak mengadopsi Bahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah. Sehingga kosakata yang seharusnya bisa diusulkan masuk KBBI, namun sudah ada.
Selain ada kosakata bahasa daerah yang diusulkan masuk KBBI, juga ada penambahan kosakata kamus bahasa daerah. Antar lain 260 penambahan kosakata Kamus Bahasa Sasak - Indonesia, 240 penambahan kosakata Kamus Bahasa Samawa - Indonesia, dan 254 penambahan kosakata Kamus Bahasa Mbojo - Indonesia.
2. Kembali lakukan pemetaan bahasa daerah NTB

Retno menambahkan pada 2024, pihaknya akan kembali melakukan pemetaan kosakata bahasa daerah NTB. Pihaknya akan mengkaji ulang hasil pemetaan kosakata bahasa daerah NTB tahun 2018.
Karena kosakata bahasa daerah NTB audah banyak terjadi pergeseran, sudah banyak penambahan atau kosakata yang punah tidak digunakan lagi. "Tahun 2024, kami lakukan pemetaan sekaligus inventarisasi bahasa Sasak, Samawa dan Mbojo," terangnya.
Untuk mempertahankan bahasa daerah dari gempuran bahasa asing, Retno mengatakan akan menggandeng warga asing yang sudah pintar Bahasa Sasak dan Indonesia yang ada di Lombok. Beberapa waktu lalu, dia menemukan salah seorang bule yang mahir Bahasa Sasak, karena kebetulan istrinya orang Lombok dan sudah 12 tahun di NTB.
"Ini yang perlu kami gali. Karena penutur seperti itu bisa kita gunakan sebagai pengajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Sasak kepada wisatawan asing," ujarnya.
3. 270 entri bahasa daerah ditolak

Retno menjelaskan Tim KKLP Perkamusan telah melaksanakan Lokakarya Hasil Inventarisasi Kosakata Bahasa Daerah Sasak, Samawa, dan Mbojo dengan jumlah peserta 51 orang yang terdiri atas 17 orang penutur bahasa Mbojo, 17 orang penutur bahasa Samawa, dan 17 orang penutur bahasa Sasak.
Kegiatan Sidang Penyusunan Bahasa Daerah di Provinsi NTB menghasilkan jumlah entri yang telah diterima sebanyak 566 entri dan ditolak 270 entri. Total entri tersebut dapat dirinci, yaitu entri bahasa Sasak 150 entri diterima, 20 entri dikonfirmasi ulang, dan 55 entri ditolak dengan total 225 entri.
Bahasa Samawa mendapatkan 165 entri diterima, 38 entri dikonfirmasi ulang, dan 58 entri ditolak dengan total 261 entri. Sementara itu, bahasa Mbojo mendapatkan 169 entri diterima, 24 entri dikonfirmasi ulang, dan 157 entri ditolak dengan total 350 entri.
Entri yang telah diterima selanjutnya akan diusulkan langsung oleh editor dan redaktur KBBI Balai Bahasa Provinsi NTB ke dalam KBBI daring. Sementara itu, entri yang dikonfirmasi ulang akan diolah kembali dengan informasi terbaru dari penutur jati.
Adapun entri yang telah ditolak merupakan entri yang sudah ada konsepnya dalam KBBI dan tidak ada urgensi sebagai penambahan kosakata bahasa Indonesia. Dijelaskan, kegiatan Kodifikasi Bahasa Penyusunan Ensiklopedia Sastra Indonesia dan Sastra Daerah di NTB dilaksanakan setiap tahun.
Penyusunan ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan memutakhirkan informasi tentang tokoh sastra, karya sastra, dan peristiwa sastra yang ada di NTB. Pengambilan data dilaksanakan pada 21 Agustus 2024 dan difokuskan pada sastra modern yang berkembang di NTB.