Transaksi Temu Bisnis Parekraf DSP Mandalika Mencapai Rp1,7 Miliar

Mataram, IDN Times - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan temu bisnis antara pelaku perhotelan dengan UMKM pada 27 - 28 Januari 2022. Ini bertujuan untuk mendukung penguatan rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) di Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika. Selama dua hari kegiatan temu bisnis, jumlah transaksi pelaku perhotelan dan UMKM mencapai Rp1,7 miliar lebih.
Melalui kegiatan temu bisnis ini diharapkan akan menjalin kerja sama antara perhotelan dan UMKM lokal yang ada di DSP Mandalika. Apa yang menjadi kebutuhan pihak hotel dapat dipasok oleh UMKM, serta dapat mendorong penguatan ekosistem jual beli produk lokal.
1. Transaksi perhotelan dan UMKM kuliner mendominasi

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB Yusron Hadi, Sabtu (29/1/2022) merincikan transaksi dibukukan dalam kegiatan temu bisnis yang digelar selama dua hari tersebut. Pada tanggal 27 Januari 2022 berhasil dibukukan transaksi sebesar Rp1,232 miliar lebih. Dengan jumlah hotel yang mengikuti temu bisnis sebanyak 27 hotel dan 45 UMKM kuliner.
Kemudian pada hari kedua, 28 Januari 2022, transaksi yang dibukukan sebesar Rp507.425.000. Temu bisnis diikuti 23 hotel dan 48 UMKM fashion dan kriya. Ia berharap kegiatan temu bisnis yang menghubungkan pelaku perhotelan dengan UMKM terus berlanjut. Sehingga akan semakin banyak produk UMKM lokal yang dihubungkan dengam perhotelan.
"Terlebih sudah banyak produk UMKM lokal yang berkulitas dan memenuhi standar kebutuhan hotel. UMKM lokal siap menyambut berkah MotoGP," katanya.
2. Penguatan rantai pasok untuk mendorong kebangkitan ekonomi nasional

Kemenparekraf mendukung penguatan rantai pasok industri Paremraf di DSP Mandalika guna mendorong kebangkitan ekonomi nasional. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo mengatakan bahwa penonton MotoGP Mandalika diperkirakan 100.000 orang.
Potensi tersebut harus ditangkap oleh UMKM yang ada di NTB. Salah satunya dengan mempersiapkan produknya untuk wisatawan yang akan datang agar bisa berbelanja.
"Kita harus mempersiapkan produk UMKM pariwisata dan ekraf sebaik mungkin agar hotel bisa fasilitasi dan wisatawan dapat menikmati produk UMKM Lombok Sumbawa,” kata Fadjar.
3. Dorong penguatan ekosistem jual beli produk lokal

Sementara, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Muhammad Husni berharap kegiatan temu bisnis ini akan menjalin kerja sama antara kebutuhan pihak hotel dengan produk kreatif UMKM. Serta dapat mendorong penguatan ekosistem jual beli produk lokal.
Dalam temu bisnis tersebut diberikan kesempatan kepada UMKM yang sudah terkurasi produknya untuk presentasi dihadapan buyers atau General Manager (GM ) Hotel yang hadir. Selain itu dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara hotel dengan UMKM.