Siswa SMAN 1 Sukamulia Tewas Tercebur ke Sumur saat Bolos Sekolah
Lombok Timur, IDN Times - Nasib naas menimpa siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) Negeri 1 Sukamulia, Lombok Timur, inisial LR (15). Ia meregang nyawa karena tercebur ke dalam sumur saat berusaha bolos sekolah dengan melompati tembok sekolah, Selasa (6/8/24) sekitar pukul 12.30 wita.
Sumur tersebut berada di tanah belakang tembok sekolah SMAN 1 Sukamulia. Tepatnya di Dusun Dasan Montong Desa Sukamulia Timur, Kecamatan Sukamulia, Lotim.
1. Bolos saat program rutin salat zuhur berjemaah dilaksanakan
Kasi Humas Polres Lotim, Nikolas Usman mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, sekira pukul 12.30 wita, Sekolah SMAN 1 Sukamulia melaksanakan kegiatan rutin salat zuhur berjemaah di musala. Saat itu korban keluar dari lingkungan sekolah (bolos) dengan cara memanjat tembok pagar pada bagian belakang sekolah, dan melompat ke tanah belakang luar sekolah.
Belakang sekolah adalah tanah milik Amaq Awan. Terdapat sumur yang terletak di sebelah tembok sekolah dengan jarak sekitar 1,5 meter dari tembok pagar. Dengan diameter sumur 80 cm dan kedalaman 10 meter dan ditutup dengan beton bundar.
"Pada saat korban melompat dari atas tembok pagar langsung mendarat di atas penutup sumur sehingga penutup sumur pecah dan korban terjatuh ke dalam sumur," tutur Nicolas.
2. Telah meninggal dunia di dalam sumur
Nicolas mengatakan, warga dan siswa yang mengetahui kejadian tersebut melaporkan ke pihak sekolah, kemudian pihak sekolah menghubungi Damkar untuk evakuasi korban.
Sekitar pukul 13.30 wita korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Dasan Lekong. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Ditemukan luka lecet pada lengan kanan serta luka lebam pada kepala bagian atas," jelasnya.
3. Pihak keluarga menerima sebagai musibah
Setelah dari puskemas, jasad korban dibawa oleh keluarga ke rumah duka di Desa Padamara. Atas kejadian ini, pihak keluarga menerima meninggalnya korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi.
"Keluarga menerima sebagai musibah, dan menolak dilakukan otopsi," tutup Nicolas.
