Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengamat Soroti Pentingnya Pendidikan Seksual bagi Remaja di Lombok

Ilustrasi aktivitas siswa di sekolah. (IDN Times/prokopim)
Ilustrasi aktivitas siswa di sekolah. (IDN Times/prokopim)

Lombok Timur, IDN Times – Pendidikan seksual masih menjadi topik yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat, terutama di kalangan tokoh agama dan masyarakat tradisional. Banyak yang menganggap pembahasan tentang pendidikan seksual tidak pantas disampaikan, khususnya kepada anak-anak usia sekolah. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kurangnya pendidikan seksual ini justru memunculkan dampak negatif yang serius. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2023, sekitar 60 persen remaja usia 16-17 tahun di Indonesia telah melakukan hubungan seksual pranikah.

Minimnya edukasi tentang kesehatan reproduksi membuat banyak remaja tidak memahami konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka, seperti kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual (IMS), hingga dampak psikologis

1. Pendidikan seksual merupakan aspek penting dalam perkembangan anak

Pengamat Pendidikan Universitas Gunung Rinjani  DR. Karomi, M.Pd (IDN Times/Istimewa)
Pengamat Pendidikan Universitas Gunung Rinjani DR. Karomi, M.Pd (IDN Times/Istimewa)

Pengamat pendidikan dari Universitas Gunung Rinjani, DR. Karomi, M.Pd, menekankan pentingnya pendidikan seksual dalam perkembangan anak sekolah dan remaja.

"Pendidikan seksual merupakan aspek penting, terutama di era modern yang dipenuhi berbagai informasi, baik yang akurat maupun yang menyesatkan," ujarnya.

Dengan pendidikan seksual yang tepat, remaja dapat memperoleh pengetahuan komprehensif mengenai kesehatan reproduksi, keamanan berhubungan, dan dampak perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.

"Pendidikan seksual juga membantu remaja membangun hubungan sosial yang lebih sehat dan positif. Oleh karena itu, penting bagi sekolah, orangtua, dan masyarakat untuk menyediakan sumber daya yang tepat agar remaja memiliki pemahaman yang benar serta akses terhadap bantuan yang diperlukan," jelas Karomi.

2. Memiliki banyak manfaat

Ilustrasi Pendidikan Anak (pexels.com/Yan Krukau)
Ilustrasi Pendidikan Anak (pexels.com/Yan Krukau)

Pendidikan seksual memberikan berbagai manfaat signifikan bagi remaja. Salah satunya adalah mencegah penyebaran penyakit menular seksual (PMS). Menurut Karomi, pendidikan ini memberikan pemahaman kepada remaja mengenai risiko PMS, seperti HIV/AIDS, sifilis, dan gonore.

"Remaja yang paham risiko ini dapat menghindari perilaku berisiko dan memahami pentingnya praktik aman, seperti penggunaan alat kontrasepsi dan menjaga kebersihan diri," katanya.

Manfaat lainnya adalah mengurangi risiko kehamilan di luar nikah. Minimnya pemahaman tentang hubungan seksual yang aman dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan di kalangan remaja. Pendidikan seksual juga memberikan wawasan tentang cara pencegahan kehamilan, seperti kontrasepsi, serta dampak sosial dan psikologis dari kehamilan dini.

Selain itu, pendidikan seksual mencakup pemahaman tentang sistem reproduksi, pubertas, menstruasi, dan perubahan hormon. Hal ini membantu remaja menjaga kesehatan reproduksi secara optimal.

"Pendidikan seksual juga berkontribusi pada kesehatan mental remaja dengan meningkatkan konsep diri, harga diri, dan kemampuan menentukan batasan pribadi dalam hubungan," tambahnya.

Remaja dengan pemahaman ini cenderung membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab serta mampu mengenali dan menghindari risiko pelecehan seksual.

3. Pemda didorong berperan aktif

Siswa SMKN 3 Selong makan bersama program MBG (IDN Times/Ruhaili)
Siswa SMKN 3 Selong makan bersama program MBG (IDN Times/Ruhaili)

Pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, didorong untuk menyusun pedoman pendidikan seksual dan mempersiapkan guru di bidang psikologi serta kesehatan. Langkah ini bertujuan untuk mencegah dampak negatif pada remaja, seperti pergaulan bebas yang kian marak di era modern.

"Pemerintah harus menghilangkan stigma tabu masyarakat terhadap pendidikan seksual agar penerapannya di sekolah tidak menghadapi penolakan," tegas Karomi.

Ia menekankan bahwa pendidikan seksual adalah aspek penting dalam perkembangan anak dan remaja karena manfaatnya yang sangat luas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Ruhaili
Linggauni -
EditorLinggauni -
Ruhaili
EditorRuhaili
Follow Us