NTB Sulap 'Gunung Sampah' Setinggi 40 Meter Jadi Destinasi Wisata

Lombok Barat, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB menyulap landfill atau gunung sampah berusia 30 tahun di TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat, menjadi destinasi wisata. Gunung sampah setinggi 40 meter itu telah ditutup pada 2023 lalu.
"Kami akan menata landfill ini menjadi Taman Edukasi. Kami merancang bersama salah satu BUMN sebagai bagian dari Tanjnggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Mudah-mudah ini menjadi role model bagaimana proses penutupan landfill yang bisa bermanfaat menjadi destinasi wisata alternatif," kata Kepala Dinas LHK NTB Julmansyah usai acara Puncak Peringatan Hari Lingkungan Sedunia, Jumat (19/7/2024) sore
1. Destinasi wisata dengan konsep taman edukasi

Julmansyah menjelaskan selama ini destinasi wisata identik dengan tempat yang indah-indah. Dengan konsep destinasi wisata taman edukasi di bekas landfill, pihaknya ingin menghadirkan keindahan di tengah sampah.
"Kalau selama ini berkunjung ke pantai dan gunung itu biasa. Tapi Dinaa LHK bersama mitra, akan membangun gunungan sampah ini menjadi taman edukasi," tambahnya.
Julmansyah menjelaskan landfill setinggi 40 meter di TPA Regional Kebon Kongok telah berusia sekitar 30 tahun. Landfill ini dibuka pada 1993 silam, namun sejak 2023 sudah ditutup dan diganti dengan pembukaan landfill yang baru di sebelahnya.
Landfill TPA Regional Kebon Kongok menjadi tempat pembuangan sampah yang berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat yang mencapai 300 ton per hari. Landfill yang baru dibuka di sebelahnya diperkirakan akan penuh pada akhir 2024 ini.
2. Tempat edukasi pentingnya pemilahan sampah

Julmansyah menambahkan keberadaan destinasi wisata taman edukasi yang dibangun di bekas landfill TPA Regional Kebon Kongok diharapkan menjadi tempat edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah.
"Kenapa ada Gunung Sampah? Karena tidak ada pemilahan. Kalau ada pemilahan, sampah organik akan menjadi kompos, maggot. Kemudian sampah plastik diolah lagi," jelasnya.
Saat ini, di bawah landfill yang sudah ditutup dan akan dijadikan destinasi wisata taman edukasi mengandung gas metan. Pihaknya akan mencari sumber pembiayaan alternatif untuk melakukan pemurnian gas metan menjadi energi.
3. Mengandung 103 ribu ton gas metan

Julmansyah menyebut kandungan gas metan di bekas landfill TPA Regional Kebon Kongok mencapai 103 ribu ton CO² ekuivalen. Karena landfill tersebut telah berusia 30 tahun lebih. Menurutnya, gas metan ini dapat dimanfaatkan menjadi gas atau energi terbarukan.
"Kalau kita melakukan pemanfaatan gas metan ini dengan skema carbon trading ada potensi pendapatan sekitar Rp22 miliar kalau dilakukan metan mining dengan teknologi yang canggih," ungkap Julmansyah.
Dikatakan, Pemerintah Indonesia dan Jepang ada kerja sama government to government (G to G) melalui skema Join Credit Mechanism (JCM) dalam pengurangan emisi karbon. Pihaknya sudah menyampaikan hasil pra feasibility study (pra FS) terkait pemanfaatan gas metan di TPA Regional Kebon Kongok.
"Mudah-mudahan diterima proposalnya sehingga potensi gas metan bisa kita manfaatkan," harapnya.