Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pesan Natal Uskup Agung Kupang: Soroti Peran Strategis Ayah dalam Keluarga

YNQ04911-800x445 (1).jpg
Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni. (Dok Komsos Keuskupan Agung Kupang)
Intinya sih...
  • Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, menyampaikan pesan Natal yang tegas dan relevan melalui Surat Gembala Natal 2025.
  • Ia menyoroti peran Yosef sebagai suami yang sedia dan ada bagi Maria yang tengah hamil, serta mengingatkan agar umat Katolik senantiasa merawat dan membina keluarga dalam Kristus.
  • Uskup Agung Kupang ini juga berharap tiap keluarga menjadi sekolah pertama dalam hal iman, harap, kasih, serta nilai-nilai kemanusiaan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga dewasa ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, menyampaikan pesan Natal yang tegas dan relevan melalui Surat Gembala Natal 2025. Ia menyinggung peran keluarga pada situasi terkini seperti soal isu fatherless, bunuh diri, pergaulan bebas hingga aborsi yang mencuat dalam masa modern ini.

Ia menyampai ini melalui Surat Gembala Natal 2025 bertema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” yang dibacakan pada misa Natal, Kamis (25/12/2025).

"Natal mengajarkan kita bahwa keluarga bukanlah sekadar lembaga sosial buatan manusia, melainkan tempat yang kudus," sebutnya.

1. Teladan seorang ayah

Ilustrasi Natal (unsplash.com/Photo by S&B Vonlanthen)
Ilustrasi Natal (unsplash.com/Photo by S&B Vonlanthen)

Natal sendiri adalah pewartaan agung, kata dia, yang mana Allah masuk ke dalam sejarah manusia dengan menjadi anak yang lahir dari sebuah keluarga Yosef dan Maria. Ia menyoroti peran Yosef sebagai suami yang sedia dan ada bagi Maria yang tengah hamil. Yosef sendiri digambarkan sebagai sosok yang menerima Maria yang sudah mengandung ke rumahnya sebagai isterinya.

Ia pun menjadi ayah agar Anak Allah yang menjelma ke dunia tidak berada dalam keterasingan dan melindungi ketika Raja Herodes ingin melenyapkannya sejak masih janin. Ia membawa Maria hingga ke Mesir dan tak melepaskannya dalam kondisi apapun hingga Yesus lahir meskipun ia hanya mampu berada dalam sebuah kandang hewan.

"Meskipun tidak harus menghadapi perundungan media sosial seperti zaman sekarang, Yosef tentu harus menanggung berbagai bisik-bisik dan gunjingan ketika ia membawa ketimbang menceraikannya seperti yang dituntut oleh Hukum Musa," ungkap dia.

Yosef memang bukan ayah biologis namun ia menyebutnya sebagai bayangan dari Allah sendiri dan mengutip Paus Fransiskus bahwa “seorang ayah sejati tidak dilahirkan, melainkan dibentuk” melalui tanggung jawab merawat dan melindungi keluarganya. Pesan ini menjadi kritik halus terhadap absennya peran ayah dalam keluarga modern, di mana banyak pria gagal menjadi pelindung di tengah maraknya kekerasan domestik dan ketidakstabilan rumah tangga.

"Pada zaman ini, sosok Yosef, dan juga Maria, mengingatkan kita bahwa keluarga diselamatkan bukan oleh kesempurnaan, melainkan oleh kepercayaan kepada Allah," tukasnya.

2. Jaga kehidupan hingga kematian alami

ilustrasi detak jantung (unsplash.com/Joshua Chehov)
ilustrasi detak jantung (unsplash.com/Joshua Chehov)

Ia mengingatkan agar umat Katolik senantiasa merawat dan membina keluarga dalam Kristus di tengah banyaknya persoalan seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, aborsi, euthanasia, bunuh diri dan pembunuhan, perdagangan orang, eksploitasi terhadap kaum wanita dan anak-anak, judi dan pinjaman online, penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang.

"Serta pergaulan bebas para remaja dan kaum muda dengan segala dampaknya yang memprihatinka sehingga keluarga-keluarga dipanggil untuk melindungi sekaligus mempromosikan 'budaya kehidupan', menghormati serta membela hak asasi dan martabat hidup manusia sejak awal terjadinya kehamilan hingga kematian alami." tukasnya.

Dengan itu, lanjut dia, semua dan setiap orang dapat menghargai hidupnya sendiri dan boleh memandang dengan penuh harapan masa depan yang cerah, sejahtera, dan bahagia.

3. Hargai anak-anak hingga lansia

keluarga kecil
ilustrasi keluarga kecil (pexels.com/Anastasiya Gepp)

Uskup Agung Kupang ini juga berharap tiap keluarga Katolik di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sekolah pertama dalam hal iman, harap, kasih, serta nilai-nilai kemanusiaan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi semua keluarga dewasa ini.

"Natal mengajak kita untuk memperbarui komitmen akan doa dalam keluarga, saling menghormati, kesetiaan dalam perkawinan, perhatian terhadap anak-anak dan para lansia, serta perlindungan terhadap kehidupan keluarga," ungkap dia.

Pesan Natal sesungguhnya, kata dia, dengan membawa penghiburan dan harapan bagi keluarga-keluarga dewasa ini yang tidak pernah sepi dari berbagai persoalan, tantangan, dan kesulitan.

"Allah beserta kita, tidak ada keluarga yang dilupakan, tidak ada rumah yang ditinggalkan," sebutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

Remaja di NTT ini Bakar Pohon Natal demi Balas Dendam Pribadi

26 Des 2025, 20:30 WIBNews