NTB, NTT dan Bali Sepakat Bangun Kabel Bawah Laut untuk Salurkan Listrik EBT

Lombok Tengah, IDN Times - Tiga kepala daerah di wilayah Sunda Kecil yaitu Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena sepakat melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) pembangunan kabel bawah laut untuk menyalurkan listrik energi baru terbarukan (EBT).
Ketiga provinsi sepakat menjalin kerjasama dalam berbagai sektor, salah satunya pengembangan ekonomi hijau di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Selanjutnya, ketiga gubernur melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di VIP Royal Box Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Selasa (25/11/2025).
"Terkait dengan ekonomi hijau yang sudah masuk dalam kesepakatan tadi adalah studi kelayakan untuk super gate. Jadi kabel bawah laut yang menghubungkan antara NTT, NTB dan Bali," kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.
1. FS dikerjakan mulai 2026

Iqbal menjelaskan FS pembangunan kabel bawah laut untuk menyalurkan listrik EBT di tiga provinsi yakni NTT, NTB dan Bali akan direalisasikan pada 2026 mendatang. Menurutnya, ini adalah salah satu kerjasama antara tiga provinsi yang dikonkretkan pada 2026.
"Kita fokus 2026 pada kerjasama-kerjasama konkret yang bisa diselesaikan tahun 2026. Jadi kabel bawah laut yang akan menyalurkan energi dari hasil energi baru terbarukan khususnya energi solar panel yang sangat potensial di NTB, NTT dan Bali," terangnya.
2. Potensi EBT di NTB mencapai 15 Gigawatt

Sebelumnya, Iqbal mengungkapkan potensi EBT di NTB cukup besar. Dia menyebut potensi energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan panas bumi atau geothermal di NTB mencapai 15 Gigawatt (GW) atau 15.000 Megawatt (MW).
Menurutnya, dengan potensi yang dimiliki NTB ini, bisa menerangi Bali dan NTT selama 12 tahun. Hal itu disampaikan Iqbal saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (17/6/2025) lalu.
Dia menjelaskan bahwa keunggulan geografis NTB sangat mendukung pengembangan energi surya. Menurut Iqbal, potensi energi surya di NTB diperkirakan mencapai hampir 13 Gigawatt (GW) atau setara dengan 13.000 Megawatt (MW). Selain itu, sumber energi terbarukan lainnya seperti hidropower dan geothermal memiliki potensi tambahan sekitar 2 GW. Sehingga total potensi energi terbarukan di NTB mencapai 15 GW.
Eks Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini mengatakan potensi energi terbarukan yang dimiliki NTB sangat signifikan jika dibandingkan kebutuhan energi listrik di wilayah Bali dan NTT. Dia menyebut kebutuhan energi listrik di wilayah Bali dan NTT saat ini sekitar 1,2 GW.
Dengan potensi energi yang sedemikian besar, Iqbal mengatakan bahwa NTB memiliki kapasitas untuk menjadi lumbung energi. Jika potensi ini diseriusi, maka dapat memasok kebutuhan energi di provinsi tetangga seperti Bali dan NTT.
3. Investor berencana bangun pembangkit listrik EBT kapasitas 130 MW

Kepala Dinas ESDM NTB Samsudin mengungkapkan PT. Berkah Energi Lombok (BEL) bermitra dengan PT. Shine Green Energy Indonesia (SGEI) berencana membangun tiga pembangkit listrik EBT dengan kapasitas total 130 Megawatt (MW). Tiga pembangkit EBT yang akan dibangun berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Samsudin menjelaskan investor baru melakukan studi potensi dan akan dilanjutkan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Rencananya, pembangunan tiga pembangkit EBT untuk mempercepat transisi energi di NTB pada 2026 dan 2027.
Tiga lokasi rencana pembangunan pembangkit EBT di NTB, antara lain PLTS 20 MW di Desa Anyar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Kemudian PLTS 50 MW di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Serta PLTB 2x30 MW di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Samsudin menambahkan dalam kerja sama antara Gubernur NTB, Gubernur Bali dan Gubernur NTT, provinsi NTB dijadikan pusat koneksi pemanfaatan EBT. Artinya, NTB dapat memasok kebutuhan energi listrik untuk provinsi Bali dan NTT.
Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, potensi energi terbarukan mencapai 13.563 Megawati (MW) di luar panas bumi. Potensi energi terbarukan sebesar 13.563 MW itu, terdiri dari bioenergi 298 MW, sampah kota 32 MW, angin 2.605 MW dan tenaga surya 10.628 MW. Dari potensi energi terbarukan tersebut, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi daerah baru sebesar 22,43 persen.
Terdiri dari pemanfaatan bio solar (B35), PLTS On Grid sebesar 21,6 MW. Kemudian PLTS Off Grid PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar 28 MW, PLTMH 18,59 MW, dan Cofiring PLTU dengan biomassa dan biogas skala rumah tangga.


















