Vanili Diekspor ke AS, Korea Selatan juga Pesan 400 Ton Kopi NTB 

Produksi terbatas padahal permintaan tinggi

Mataram, IDN Times - Pengusaha asal Korea Selatan memesan 400 ton kopi robusta dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ekspor kopi robusta asal NTB tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai Juli - Desember mendatang.

Selain kopi, NTB juga akan mengekspor vanili ke Amerika Serikat (AS). NTB akan mengekspor vanili sebanyak 2 ton ke AS pada bulan Juli dan Agustus ini.

"Juli dan Agustus ini ada vanili sebanyak 2 ton akan diekspor ke Amerika Serkat. Kemudian juga kopi 400 ton bertahap dari Juli sampai Desember ke Korea Selatan," ungkap Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Fathurrahman di Mataram, Sabtu (2/7/2022).

1. Buyer dari Korea Selatan telah datang ke NTB

Vanili Diekspor ke AS, Korea Selatan juga Pesan 400 Ton Kopi NTB Peninjauan kebun kopi di Lombok Utara. (Dok. Dinas Perdagangan NTB)

Fathurrahman mengatakan buyer atau pembeli dari Korea Selatan telah datang ke Lombok belum lama ini. Mereka datang untuk memastikan kualitas kopi yang akan dikirim.

Mereka melakukan survei ke Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara sebagai daerah penghasil kopi robusta. Fathurrahman menyatakan produk kopi NTB sangat disukai para buyer dari negeri gingseng itu.

"Karena ada kekhasan kopi robusta NTB dan mendekati kopi arabika. Karena memang kopi robusta NTB tumbuh di daerah ketinggian. Tidak seperti kopi robusta daerah lainnya," terang Fathurrahman.

Baca Juga: Wapres Serahkan Bansos Rp458 Miliar untuk Warga Miskin di NTB 

2. Nilai ekspor kopi mencapai Rp22 miliar

Vanili Diekspor ke AS, Korea Selatan juga Pesan 400 Ton Kopi NTB Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Nilai ekspor kopi robusta asal NTB itu diperkirakan sebesar Rp22 miliar. Begitu juga vanili yang akan diekspor ke negeri Paman Sam Amerika Serikat sekitar Rp20 miliaran. Meskipun jumlah vanili yang dikirim lebih kecil dari kopi robusta, tetapi harganya mencapai jutaan rupiah per kilogram.

Dikatakan, vanili dibudidayakan para petani di Sembalun Lombok Timur dan Lombok Utara. Melihat kebutuhan pasar ekspor yang tinggi, pihaknya akan berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) untuk perluasan areal tanaman vanili di Sembalun dan Lombok Utara.

3. Produksi masih jauh dari permintaan

Vanili Diekspor ke AS, Korea Selatan juga Pesan 400 Ton Kopi NTB Kopi robusta NTB. (Dok. Dinas Perdagangan NTB)

Fathurrahman menyebutkan jumlah produksi vanili dan kopi NTB masih jauh dari permintaan pasar ekspor. Ia menyebut para buyer membutuhkan vanili sekitar 10 - 15 ton per tahun. Sementara ini baru dapat dipenuhi sekitar 3 - 4 ton. Bahkan para buyer meminta setiap dua atau tiga bulan sebanyak 3 ton vanili asal NTB.

Begitu juga kopi robusta NTB, jumlah permintaan masih belum dapat dipenuhi seluruhnya. Untuk budidaya kopi robusta ini, kata Fathurrahman memang kendalanya masih dari sisi permodalan. Padahal potensi pengembangan kopi robusta di NTB masih cukup besar.

"Ada juga sifatnya perdagangan antar pulau. Segala sesuatunya diurus perusahaan dari Bali dan Surabaya. Produk kopi NTB diekspor lewat Bali dan Surabaya," terangnya.

Baca Juga: Beli Migor Pakai Aplikasi PeduliLindungi Dinilai Persulit Warga

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya