Dianggap Kaya, Petani Tembakau di NTB Tak Lagi Dapat Pupuk Subsidi 

Pemprov NTB perjuangkan subsidi pupuk lewat DBHCHT

Mataram, IDN Times - Mulai 2023, petani tembakau di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak lagi memperoleh pupuk subsidi. Pemerintah menghapus pupuk subsidi untuk petani tembakau karena mereka dianggap sudah kaya.

"Pertimbangannya komoditas tanaman tembakau tidak lagi mendapatkan pupuk subsidi karena petani tembakau dianggap sudah mampu, mereka dianggap petani kaya. Selama ini juga luas areal tanaman tembakau juga rata-rata di atas 2 hektare," kata Fungsional

Ahli Madya Iis Isnaeni mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Fathul Gani usai acara Ngobrol Bareng Pupuk Indonesia di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, Jumat (9/6/2023).

1. Stok pupuk subsidi 45.044 ton

Dianggap Kaya, Petani Tembakau di NTB Tak Lagi Dapat Pupuk Subsidi Fungsional Ahli Madya Distanbun NTB Iis Isnaeni. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada musim tanam kedua tahun 2023, Pupuk Indonesia hanya menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 45.044 ton. Terdiri dari pupuk Urea sebesar 34.480 ton, pupuk NPK sebesar 11.333 ton, dan NPK kakao sebesar 231 ton.

Dari stok pupuk bersubsidi yang disiapkan tersebut tidak ada alokasi untuk komoditas tembakau atau petani tembakau. Petani tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk nonsubsidi. Iis menjelaskan walaupun petani tembakau tidak punya lahan tetapi setiap musim tanam biasanya mereka menyewa lahan untuk budidaya tanaman tembakau.

"Artinya mereka punya modal usaha sehingga tidak lagi disubsidi untuk pupuk subsidi," terangnya

Baca Juga: WTP 12 Kali, BPK Soroti AMNT Nunggak Bayar Bagi Hasil Ratusan Miliar

2. Petani diyakini akan tetap menanam tembakau

Dianggap Kaya, Petani Tembakau di NTB Tak Lagi Dapat Pupuk Subsidi ANTARA FOTO/Aji Styawan

Meskipun tak lagi mendapatkan pupuk bersubsidi, Iis mengatakan petani di NTB akan tetap menanam tembakau. Karena komoditas tembakau punya daya tarik tersendiri karena kebutuhan pasar.

"Pupuk subsidi hanya untuk komoditas, yang dulunya 4 subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dulu dapat subsidi. Tetapi menjadi 3 subsektor dari 70 komoditas menjadi 9 komoditas. Salah satunya tembakau yang dihapus untuk pupuk subsidi," ucap Iis.

3. Perjuangkan pupuk subsidi lewat DBHCHT

Dianggap Kaya, Petani Tembakau di NTB Tak Lagi Dapat Pupuk Subsidi Sekda NTB Lalu Gita Ariadi. (dok. Disnakertrans NTB)

NTB merupakan daerah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia. Pada tahun 2022, produksi tembakau virginia yang disebut emas hijau ini mencapai 40.963 ton dengan jumlah petani sebanyak 30.644 orang.

Melihat produksi tembakau yang cukup tinggi, Pemprov NTB memperjuangkan agar petani tembakau virginia mendapatkan subsidi pupuk dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Setiap tahun NTB mendapatkan DBHCHT mencapai ratusan miliar, namun penggunaannya sangat ketat yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

"Masalah subsidi pupuk kepada petani tembakau kita perjuangkan. Bagian dari bagaimana mengurangi beban petani. Sehingga biaya inputnya lebih kecil dan output nanti jadi lebih besar. Itu bagian dari afirmasi kepedulian kita kepada petani tembakau," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi.

Pada 2019, jumlah produksi tembakau virginia sebanyak 51.381 ton produksi dengan jumlah petani 34.048 orang. Kemudian tahun 2020 sebanyak 43.923 ton dengan 27.162 petani, tahun 2021 sebanyak 37.751 ton dengan 27.162 petani dan tahun 2022 sebanyak 40.963 ton dengan 30.644 petani.

Sedangkan produksi tembakau rakyat atau rajangan pada 2019 sebanyak 11.377 ton dengan 16.292 petani. Kemudian 2020 sebanyak 13.140 ton dengan 17.218 petani. Selanjutnya 2021 sebanyak 14.880 ton dengan 17.218 petani dan sebanyak 14.749 ton dengan 19.528 petani pada 2022.

Baca Juga: Kejati NTB akan Usut Pencaplokan Sempadan Pantai Jadi SHM di Lobar 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya