21 Komunitas Seni Media Seluruh Indonesia Tampil di FKSM 2023 Lombok

Wadah bertukar ide seniman Indonesia

Mataram, IDN Times - Sebanyak 21 komunitas seni media tampil dalam Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2023 yang digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai 2 - 8 September 2023. Event nasional itu digelar Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan. Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan ARCOLABS, dan UPTD Taman Budaya Provinsi NTB.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan, penyelenggaraan FKSM yang selalu berpindah kota setiap tahunnya menjadi langkah strategis untuk mengukuhkan ekosistem seni media di Indonesia melalui perluasan akses terhadap sení dan teknologí medía.

"Para pelaku seni medla secara naluriah memilikí keterbukaan untuk mengadopsi perspektif baru lewat proses kolaborasi. Dengan demikian, praktik seni media merespons fenomena global melalui cara yang berakar pada isu-isu lokal," ujar Hilmar.

1. Ada pameran seni hingga pertunjukan silang media

21 Komunitas Seni Media Seluruh Indonesia Tampil di FKSM 2023 LombokPameran seni cerita rakyat dalam bentuk komik diajang FKSM 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada FKSM 2023, sejumlah kegiatan dilaksanakan yaitu berupa pameran seni media, pentas pertunjukan silang media, dan serangkaian kegiatan edukasi bagi publik umum dan pelajar di Kota Mataram, NTB. Penyelenggaraan FKSM 2023 di Lombok, menandai 8 tahun upaya konsisten dalam mendorong proses pertukaran budaya, pengetahuan, dan jejaring seni media di Indonesia.

Sebelumnya, FKSM dikenal sebagai Pekan Seni Media yang digelar sejak 2015 sampai 2021. Pekan Seni Media telah dilakukan di Bandung, Jawa Barat (2015-2016), Pekanbaru, Riau (2017), Palu, Sulawesi Tengah (2018), Samarinda, Kalimantan Timur (2019). Untuk FKSM yang pertarma dilaksanakan 2022 di Benglkulu. Pada 2023, FKSM digelar di Lombok sebagai tuan rumah atas pertimbangan komunitas seni dan Taman Budaya di Lombok yang terus bertumbuh secara aktif dan dinamis.

Baca Juga: Polusi Udara Mataram Kategori Sedang, Warga Rentan Perlu Pakai Masker

2. Wadah bertukar ide seniman Indonesia

21 Komunitas Seni Media Seluruh Indonesia Tampil di FKSM 2023 LombokDirektur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra meninjau pameran seni di ajang FKSM 2023 di Taman Budaya NTB, Minggu (3/9/2023). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menyampaika pentingnya penyelenggaraan FKSM 2023 sebagai wadah bertukar ide bagi seniman Indonesia. Kemendikbudristek mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Festival Komunitas Seni Media yang rangkaian acaranya sudah dilaksanakan di beberapa kota melalui diskusi dan lokakarya.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi paltform komunitas untuk saling berkolaborasi, menambah wawasan serta meningkatkan kreativitas dalam dunia seni," kata Mahendra di Taman Budaya NTB, Minggu (3/9/2023).

Pemilihan karya dan komunitas dalam FKSM 2023 berangkat dari kerangka kurasi 'Tanah Dialektika', yang hendak menelisik bagaimana media dan teknologi turut berkontribusi pada dinamika suatu masyarakat. Khususnya dalam meramu interpretasi tentang tanah, baik dalam artian simbolis maupun geografis dan imajinasi tentang masa depan.

Sebagai titik tolak, gagasan 'tanah' atau terra diajukan untuk mendorong seniman mengeksplorasi hubungan yang terus berkembang antara manusia dengan tanah dan lingkungan. Sementara itu, tradisi membantu memahami dunia di sekitar kita. Tradisi mengungkapkan rasa identitas budaya bagi individu dan komunitas. Tradisi juga memberikan persepsi kesinambungan dan stabilitas dalam dunia dinamis yang senantiasa berubah.

3. 21 komunitas seni media yang tampil di FKSM 2023

21 Komunitas Seni Media Seluruh Indonesia Tampil di FKSM 2023 LombokPameran seni wayang Sasak dalam bentuk animasi diajang FKSM 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Adapun 21 komunitas seni media yang terpilih dan tampil dalam FKSM 2023 di Lombok. Antara lain, Bulqini (Bandung, Jawa Barat) berkolaborasi dengan Mantra Ardhana dan Sanggar Aruntala (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Densiel Lebang x Standart Collective (DKI Jakarta), Faisal Kamandobat dan Sanggar Matur Nuwun (Majenang, Jawa Tengah) & Universitas Nahdlatul Ulama NTB (Mataram, Nusa Tenggara Barat), Funlabs. id (Mataram, Nusa Tenggara Barat).

Kemudian Gondola Team (DKI Jakarta), Heri Dono & Studio Kalahan (DI Yogyakarta), KAE & Ruang Digital Indonesia & Oberlan Monre (DKI Jakarta), Kolaborasi Seniman Lombok (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Komunitas SEATAP UNDIKMA (Mataram, Nusa Tenggara Barat), Muhamad Hafiz Maha & GudRnD (DKI Jakarta), New Pessimism + Natasha lontey (DKI Jakarta/DI Yogyakarta), Organic Mind (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Pasirputih (Lombok, Nusa TenggaraBarat), Perempuan Pengkaji Seni (Sidoarjo, Jawa Timur).

Selain itu, Performance RAR (Bandung, Jawa Barat), Prewangan Studio (Tuban, Jawa Timur), Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (Lombok, Nusa Tenggara Barat) & WaftLab (Surabaya, Jawa Timur) Sikukeluang (Pekanbaru, Riau), SIKU Ruang Terpadu (Makassar, Sulawesi Selatan), Theo Nugraha & MUTUALS (Samarinda, Kalimantan Timur), dan Rachmat Mustamin & Studio Patodongi x NARA Ink (Makassar, Sulawesi Selatan).

FKSM 2023 melibatkan Sudjud Dartanto, Jeong Ok Jeon dan Yudi Ahmad Tajudin sebagai kurator. Proses kurasi komunitas seniman cukup bervariasi dengan melibatkan undangan dari tim kuratorial, seleksi panggilan terbuka yang dilaksanakan selama Mei - Juni 2023, serta program lokakarya seni media dan pertunjukan silang media yang dilaksanakan pada 9-13 Juni 2023.

Selain itu, sosialisasi festival dan seni media juga dilakukan melalui sesi diskusi seni yang berlangsung sebanyak tiga kali, yaitu di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Bali pada Mei 2023, serta Lombok pada Juli 2023.

Ko-kurator pameran, Sudjud Dartanto, menjelaskan pendekatan dialektis dalam FKSM 2023 memungkinkan seniman untuk meneliti, memperdebatkan, serta memadukan konsep dan perspektif yang berbeda. Eeniman diajak untuk melihat bagaimana jalinan tradisi-tradisi lama dan baru menciptakan dialektika yang menggali ekspresi budaya yang unik.

"Mereka dapat menafsirkan kembali tradisi yang sudah mapan dengan cara baru dan inovatif, atau menciptakan tradisi baru dengan mengintegrasikan aspek masa lalu dengan pengaruh modern dan kontemporer," kata Sudjud.

Baca Juga: Profil Lalu Gita Ariadi, Mantan Kabag Humas Jadi Penjabat Gubernur NTB

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya