Kemiskinan NTB di Atas Rata-rata Nasional, DPRD Sentil Pemda

Mataram, IDN Times - Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan sejumlah keberhasilan selama 2024 menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66. Pj Gubernur NTB Hassanudin menyampaikan sejumlah prestasi atau keberhasilan yang dicapai provinsi NTB selama 2024, mulai dari penurunan angka kemiskinan, stunting, tingkat pengangguran terbuka dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).
Meski terjadi penurunan persentase penduduk miskin, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda mengkritisi persentase kemiskinan NTB yang masih berada di atas rata-rata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024 sebesar 12,91 persen, sedangkan nasional sudah berada di angka 9,03 persen.
"Yang mesti kita beri perhatian adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan di NTB masih tinggi. Angka kemiskinan kita masih di atas rata-rata nasional," kata Isvie dikonfirmasi usai Rapat Paripurna HUT NTB ke-66, Senin (16/12/2024).
1. NTB masuk 12 provinsi termiskin di Indonesia

Berdasarkan data BPS per Maret 2024, NTB masuk dalam 12 provinsi termiskin di Indonesia. Tingkat kemiskinan di Provinsi NTB sebesar 12,91 persen, berada di atas rata-rata nasional yaitu 9,03 persen.
Ada pun 12 provinsi termiskin di Indonesia per Maret 2024 antara lain Papua Pegunungan 32,97 persen, Papua Tengah 29,76 persen, Papua Barat 21,66 persen, Nusa Tenggara Timur 19,48 persen, Papua Barat Daya 18,13 persen, Papua Selatan 17, 44 persen, Papua 17,26 persen, Maluku 16,05 persen, Gorontalo 14,57 persen, Aceh 14,23 persen, Bengkulu 13,56 persen dan NTB 12,91 persen.
Dari 10 kabupaten/kota di NTB, baru dua daerah yang angka kemiskinannya sudah satu digit yaitu Kota Mataram dan Kota Bima, masing-masing 8,62 persen dan 8,67 persen. Sedangkan delapan kabupaten lainnya masih berada di atas rata-rata nasional.
Angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Lombok Utara sebesar 23,96 persen, Lombok Timur 14,51 persen, Bima 13,88 persen, Sumbawa 12,87 persen, Lombok Barat 12,65 persen, Sumbawa Barat 12,23 persen, Lombok Tengah 12,07 persen dan Dompu 11,59 persen.
2. Hassanudin: NTB mencatatkan berbagai capaian penting yang patut dibanggakan

Sementara, Pj Gubernur NTB Hassanudin mengatakan selama kurun waktu tahun 2024, provinsi NTB telah mencatatkan berbagai capaian penting yang patut dibanggakan. Beberapa pencapaian tersebut antara lain, pengendalian inflasi, penurunan angka kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, penurunan angka stunting dan peningkatan IPM.
Dia mengatakan Pemprov NTB meraih penghargaan TIPD Award 2024 kategori TPID provinsi berkinerja terbaik, yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo, dalam acara rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi tahun 2024 di Istana Negara. Provinsi NTB mendapatkan penghargaan ini, untuk kawasan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Tidak hanya Pemprov NTB, kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram juga mendapatkan penghargaan pada kategori TPID kabupaten/kota berkinerja terbaik 2024 di kawasan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Kemudian, kata Hassanudin, kemiskinan di NTB juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada Maret 2024, tingkat kemiskinan di NTB tercatat sebesar 12,91 persen, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 709.01 ribu orang. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebanyak 42,22 ribu orang dibandingkan dengan Maret 2023.
Di sisi lain, angka kemiskinan ekstrem di NTB tercatat sebesar 2,06 persen pada september 2024, turun sebesar 0,58 persen dalam waktu sembilan bulan sejak Januari 2024.
Hassanudin menambahkan NTB terus mencatatkan kemajuan pesat dalam sektor ketenagakerjaan, berkat berbagai program inovatif, salah satunya Pepadu Plus.
Berkat Pepadu Plus, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di NTB turun menjadi 2,73 persen pada Agustus 2024, mengalami penurunan sebesar 0,07 persen dibandingkan Agustus 2023.
Selain itu, angka stunting di NTB berhasil turun signifikan, dari 32,7 persen menjadi 24,6 persen dengan penurunan sebesar 8,1 persen, yang merupakan penurunan tertinggi se - Indonesia.
Begitu juga IPM, pada tahun 2024, IPM NTB tercatat 73,10, meningkat 0,73 poin atau 1,01 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dia menyebut seluruh dimensi pembentuk ipm mengalami peningkatan, khususnya standar hidup layak dan pengetahuan.
Harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 72,25 tahun, meningkat 0,23 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian ata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,13 tahun, menjadi 7,87 tahun pada 2024.
3. Peresmian smelter jadi tonggak baru perekonomian NTB

Mantan Pj Gubernur Sumatera Utara ini mengatakan saat ini NTB bukan hanya dikenal sebagai provinsi dengan keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan internasional. Berbagai perhelatan tingkat nasional dan internasional telah menjadi ikon kebangkitan NTB.
Even-even ini tidak hanya membawa NTB ke panggung dunia, tetapi juga menjadi lokomotif ekonomi yang menggerakkan berbagai sektor, mulai dari pariwisata hingga UMKM.
Namun, kata Hassanudin, kemajuan sebuah daerah tidak hanya diukur dari seberapa banyak event internasional yang berhasil diselenggarakan. Kemajuan adalah tentang bagaimana masyarakat merasakan manfaat dari pembangunan itu sendiri.
Selama masa transisi kepemimpinan, dia mencatat berbagai pencapaian yang membanggakan. salah satunya adalah peresmian smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, peresmian smelter AMNT menjadi tonggak sejarah baru bagi perekonomian NTB.
Pembangunan smelter dengan investasi Rp21 triliun tersebut bukan hanya mega proyek infrastruktur, tetapi simbol transformasi ekonomi menuju kemandirian.
Dengan proyeksi 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal, keberadaan smelter ini adalah langkah maju menuju kemandirian daerah yang berlandaskan potensi lokal.



















