Marsinah, TKI Asal Bima Sudah 5 Tahun Hilang Kontak dengan Keluarga

Perusahaan penyalur bantah berangkatkan Marsinah

Bima, IDN Times - Kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI) hilang kontak di luar negeri kembali terjadi. Kini, Marsinah Binti Abu Jufrin asal Desa Jia Kecamatan Sape Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) gak ada kabar selama lima tahun merantau.

Dia diduga diberangkatkan melalui jalur non-prosedural atau ilegal oleh PT Mustari Mitra Mahkota pada tahun 2012 silam. Di Negeri Tirai Bambu itu, Marsinah dikabarkan bekerja di sektor informal dan diterima sebagai tenaga care carter (pengasuh). 

1. Hilang kontak dengan keluarga sejak tahun 2017 silam

Marsinah, TKI Asal Bima Sudah 5 Tahun Hilang Kontak dengan KeluargaDokumen permintaan pencarian Marsinah yang diajukan Disnakertrans Kabupaten Bima ke BP2MI Mataram.(Dok/Disnakertrans Kabupaten Bima)

Seiring perjalanan waktu mencari nafkah di negara tersebut, tiba-tiba Ibu Rumah Tangga (IRT) ini hilang kontak dengan keluarga pada tahun 2017 hingga tahun 2022. Kemudian kasus kehilangan dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bima pada tahun 2020 lalu.

"Kasus ini dilaporkan langsung oleh anaknya bernama Nurhayati dan keluarga," jelas Kabid Binapenta Disnakertrans Kabupaten Bima, Ruvaidah MT pada IDN Times, Kamis (2/6/2022).

Dengan harapan pemerintah dan stekholder lain bisa menfasilitasi kepulangan sang ibunda dengan selamat ke daerah asal, Desa Sape. Lantaran pihak keluarga cukup rindu karena sudah lama tidak bersua.

2. Ditelusuri, namun jejak tidak ditemukan

Marsinah, TKI Asal Bima Sudah 5 Tahun Hilang Kontak dengan KeluargaIlustrasi Pekerja Migran Indonesia. IDN Times/.istimewa

Begitu menerima laporan, Disnakertrans langsung mencari tahu nama Marsinah di sistem dan lembaga yang menfasilitasi keberangkatan. Alhasil, terungkap jika dia dikirim melalui jalur non-prosedural atau ilegal oleh PT Mustari Mitra Mahkota. 

"Laporan mereka, kami langsung teruskan ke UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram untuk ditindaklanjuti," jelasnya.

Menindaklanjuti pengaduan itu, UPT BP2MI Mataram pun juga sudah mengecek data yang bersangkutan. Pada sistem mereka, Marsinah memang terdaftar di SISKOTKLN BP2MI. Namun hanya sekadar registrasi dan tidak menyelesaikan proses pemberangkatan PMI sebagaimana ketentuan yang berlaku.

"Jejak Marsinah sampai sekarang belum diketahui, karena dia tidak ada di sistem kami. InsyaAllah dalam waktu dekat kami akan berkunjung ke UPT BP2MI menanyakan kejelasan soal ini," akunya.

3. Perusahaan penyalur bantah memberangkatkan Marsinah

Marsinah, TKI Asal Bima Sudah 5 Tahun Hilang Kontak dengan KeluargaPekerja migran asal Myanmar Chit Kaung (21) melihat dari kamarnya dimana ia terjebak selama 12 hari akibat pembatasan setelah ditemukan lebih dari 1000 kasus infeksi virus corona (COVID-19) di asrama pekerja tempatnya di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/5/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Soe Zeya Tun)

Pemilik PT Mustari Mitra Mahkota, Suryawardin yang dikonfirmasi membenarkan mengurus dokumen keberangkatan Marsinah. Awalnya Marsinah akan dikirim ke Negara Taiwan, namun gagal lantaran terhalang beberapa kendala.

"Karena gak diterima, kemudian dia berkenalan dengan salah seorang. Nah mungkin orang itu yang mengajak dia kerja ke Cina," terangnya saat dihubungi oleh IDN Times, Kamis (2/6/2022). 

Sekitar dua tahun bekerja di Cina, Marsinah sempat kembali ke Indonesia pada tahun 2020 lalu, namun tidak pulang ke desanya. Kabar kepulangannya itu sempat terdengar oleh pihak keluarga, namun mereka tidak bisa memastikan. Sebab tidak ada kabar dari Marsinah.

"Kabarnya saat itu dia berkenalan dengan cowok lain. Lalu hilang kabar begitu sampai sekarang," Suryawardin mengenang komunikasi terakhir dengan Marsinah.

4. Akan upayakan mencari keberadaan Marsinah

Marsinah, TKI Asal Bima Sudah 5 Tahun Hilang Kontak dengan KeluargaFoto hanya ilustrasi. ANTARA FOTO/Reza Novriandi

Kendati Marsinah tidak diberangkatkan melalui perusahaannya, Suryawardin mengaku akan tetap berusaha mencari tahu keberadaan PMI kelahiran tahun 1983 tersebut. Pihaknya akan mengkoordinasikan lebih lanjut dengan UPT BP2MI Mataram dan stekholder lain.

"Upaya tetap kami lakukan. Dalam waktu dekat akan koordinasi dengan UPT BP2MI Mataram," tandasnya

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya