Supriadi: Akses Saya Lewat Kamar Mandi yang Dibangun Menutupi Jalan

Tujuh anggota keluarga Supriadi terpenjara di rumahnya

Mataram, IDN Times - Jalan dengan lebar 1 meter yang dulunya dilewati keluar masuk ke rumah Supriadi (49) kini sudah dibangun dapur oleh pemilik tanah. Rumah yang dtempati oleh tujuh anggota keluarga Supriadi itu kini seperti dalam penjara.

Bagaimana tidak, jalan masuk rumah Supriadi di sebelah timur dibangun dapur oleh pemilik tanah yang tidak lain adalah kerabat istri dari Supriadi bernama Sarisah. Sementara di sebelah barat ditutup total. 

1. Keluar masuk lewat kamar mandi tetangga

Supriadi: Akses Saya Lewat Kamar Mandi yang Dibangun Menutupi JalanSupriadi keluar masuk lewat kamar mandi tetangga IDN Times/Ahmad Viqi

Selama ini, Supriadi melewati bangunan kamar mandi rumah Musbah yang belum rampung itu. Dia dan ketujuh anggota keluarganya keluar dan masuk melalui bangunan itu. Supriadi juga sempat meminta ke pemilik lahan untuk membuka akses selebar 80 cm menjadi pintu keluar masuk.

"Kita minta sisakan sedikit untuk keluar masuk. Kalau tidak gitu, kita mau lewat mana?" kata Supriadi di kediamannya di Lingkungan Gerung Butun Barat Kelurahan Mandalika Kecamatan Sandubaya Kota Mataram, Selasa (28/12/2021).

Sejak awal pembangunan pondasi rumah Musbah, kata Supriadi, dia sudah melakukan komunikasi kepada pemilik lahan untuk menunda proses pembangunan rumah Musbah. Sebab Supriadi tidak lagi memiliki akses setelah bangunan itu nantinya rampung dikerjakan.

"Dari awal sudah kita bicarakan, sejak membuat pondasi rumah," kata Supriadi.

2. Minta kemurahan hati tetangganya

Supriadi: Akses Saya Lewat Kamar Mandi yang Dibangun Menutupi JalanSupriadi minta kemurahan hati pemilik lahan IDN Times/Ahmad Viqi

Supriadi mengatakan bahwa sebelumnya gang di samping rumah Sarisah dan di pojok bangunan sebelah selatan rumah Musbah menjadi akses utama. Itu sebelum pemilik lahan atas nama Sarisah membangun dapur di jalan ke rumah Supriadi sejak tahun 1989 lalu.

"Gang itu memang tembus ke gang utama, sama-sama sepotong sama Sarisah dan pak Mujahidin," terangnya. 

Sejak mediasi di Kantor Kelurahan Mandalika beberapa hari lalu, Supriadi juga menuntut kemurahan hati para pemilik lahan untuk menyisakan jalan akses keluar masuk. Namun mediasi tak membuahkan hasil lantaran pemilik lahan enggan memberikan akses jalan.

"Mau ngobrol sama siapa lagi kalau sudah kita minta. Kita hanya bisa telan ludah. Kemarin, sama Ibu Camat dan lurah ada di sini semua. Itu bahkan belum capai kesepakatan," kata Supriadi.

Baca Juga: Akses ke Rumah Supriadi Ditutup, Camat Sandubaya Akan Lakukan Mediasi

3. Tuntut gang semula

Supriadi: Akses Saya Lewat Kamar Mandi yang Dibangun Menutupi JalanGang pertama rumah Supriadi IDN Times/Ahmad Viqi

Sejak Supriadi membeli lahan pada mertuanya selebar 100 meter persegi, sisa tanah yang luasnya 300 meter persegi seluas 150 meter persegi dibeli oleh adik mertuanya bernama H Mahir. Dahulu, H Mahir memang sepakat memberikan jalan akses di samping rumahnya yang kini ditempati oleh anaknya, Sarisah.

"Saya beli tanah sudah ada gang. Siapa yang mau beli tanah tidak ada gang. Pak Mahir beli tanah di mertua saya. Dan sekarang anak Pak Mahir bernama Sarisah tega menutup gang itu," kata Supriadi. 

Lebih tragis lagi, puluhan tahun silam H Mahir pernah meminta agar bangunan bagian tengah rumah Supriadi dijadikan jalan akses. Namun, karena rumah Supriadi sudah berdiri, jalan akses itu tidak kunjung dibangun.

"Masa mau belah dua rumah saya jadi aksesnya," ujarnya 

Supriadi pun meminta kepada seluruh pihak yang berwenang dan para pemilik lahan Musbah dan Sarisah untuk memberikan akses jalan masuk ke rumah Supriadi.

"Saya hanya mau ambil hak saya dulu. Saya minta agar gang lama waktu beli tanah tahun 1989 itu dikembalikan," pungkas Supriadi.

4. Kaling Gerung Butun Barat minta pemilik lahan beri akses Supriadi

Supriadi: Akses Saya Lewat Kamar Mandi yang Dibangun Menutupi JalanKaling Gerung Butun Barat Syupian Hadi IDN Times/Ahmad Viqi

Terpisah, Kepala Lingkungan Gerung Butun Barat Kelurahan Mandalika Syupian Hadi (41) mengatakan bahwa tertutupnya akses jalan masuk ke rumah Supriadi sudah dimediasi pihak lingkungan kelurahan dan kecamatan. Dalam mediasi pekan kemarin, kata Syupian, semua pihak belum capai kesepakatan. Baik dua pemilik lahan dan Supriadi.

"Mediasi kemarin itu malah mau ribut di kantor lurah. Yang menolak ibu Sarisah. Gang itu memang tertulis di samping rumahnya ibu Sarisah dulunya," kata Syupian kepada IDN times.

Sisa lahan milik mertua Supriadi dibeli oleh H Mahir, kata Syupian, bahwa gang sebelah timur itu tertulis sebagai gang atau jalan ke rumah Supriadi.

"Memang ada ada gang di batas rumah ini. Kalau memang gang ada di rumah di dekat tanah Sarisah, seharusnya itu sampai rumah Supriadi dan sampai rumah almarhum Pak Mahir," katanya.

Dia pun tidak terlalu mengetahui siapa tokoh-tokoh yang dulu berani terbitkan sertifikat kepada Sarisah sehingga jalan itu menjadi milik Sarisah. Pihaknya akan terus berupaya untuk melakukan mediasi agar semua pihak mendapatkan haknya.

"Pasti BPN saja yang tahu. Sertifikat yang sekarang tidak ada gang kita kan gak tahu," kata Syupian.

Baca Juga: Seperti Penjara, Akses Masuk Rumah Warga Mataram ini Ditutup Tetangga 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya